- Di Bawah Lindungan Ka’bah
- Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
- Merantau ke Deli
- Tuan Direktur
- Terusir
- Ditepi Sungai Dajlah
- Dari Perbendaharaan Lama
- Sejarah Umat Islam
- Tafsir Al - Azhar
- Tasawuf Modern
Month: March 2024
Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo atau terkenal dengan Buya Hamka lahir pada 17 Februari 1908. Ia adalah seorang ulama, filsuf dan sastrawan Indonesia. Ia berkarir sebagai wartawan, penulis dan pengajar. Namanya disematkan untuk Universitas milik Muhammadiyah dan masuk dalam Daftar Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Hamka sendiri merupakan akronim dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Nama itu ia pakai pertama kali sebagai nama pena saat menjadi pemimpin redaksi di majalah Pedoman Masyarakat. Sejak kecil ia hidup dalam tradisi Islam yang kuat. Ia belajar membaca Al - Quran dan bacaan shalat di bawah bimbingan Fatimah, kakak tirinya.
Saat muda, Hamka dikenal suka berkelana. Ia pernah merantau ke Yogyakarta pada saat usianya 16 tahun. Di Yogyakarta, ia mempelajari pergerakan Islam modern kepada sejumlah tokoh seperti : HOS Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo, RM Soerjopranoto dan H. Fachruddin.
Buya Hamka juga pernah tinggal di Medan. Setelah melakukan ibadah Haji, ia tidak pulang ke Padang Panjang, Melainkan turun di Medan. Saat di Medan itulah ia mulai mendalami dunia jurnalistik. Awalnya, ia menulis untuk Pelita Andalas, sebuah Surat kabar milik orang Tionghoa. Ia menulis tentang ibadah haji dan gerakan reformasi Islam di Minangkabau.
Selain aktif di Muhammadiyah, Hamka juga merupakan anggota Partai Masyumi sebelum dibubarkan oleh Presiden Soekarno. Kemudian ketika Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) terbentuk pada tanggal 26 Juli 1975, Hamka dipilih secara aklamasi sebagai Ketua MUI. Ia pun menjadi ketua MUI pertama dalam sejarah.
Hamka mendapat gelar doktor dari Universitas Al - Azhar dan Universitas Nasional Malaysia. Ia juga mendapatkan gelar guru besar dari Universitas Moestopo. Buya Hamka meninggal pada tanggal 24 Juli 1981, tepat di hari Jumat pada bulan Ramadhan.
Sepanjang hidupnya, Hamka telah banyak melahirkan karya, baik berupa sastra, sejarah, maupun tafsir. Beberapa karya Hamka bahkah telah di filmkan. Berikut adalah beberapa karya Hamka yang populer :
Nuansa Maninjau Resort
Nuansa Maninjau Resort adalah salah satu resort yang beralamat di Embun Pagi, Matua Mudiak, Kec. Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Resort ini berjarak kurang lebih 165 kilometer dari Kota Padang dan 23 kilometer dari Kota Bukittinggi. Kalau dari Kota Padang pengunjung bisa melewati jalur Malalak.
Resort yang di bangun di atas bukit memiliki keunikan, bangunannya terdiri dari perpaduan kayu dan batu yang membuat pengunjung merasa nyaman. Nuansa Maninjau Resort memiliki banyak fasilitas selain kamar ada cottage, tempat olahraga, restoran, spa, laundry, dan parkir yang luas dll.
Kisaran harga kamar permalam di resort ini bisa dibilang cukup terjangkau mulai dari Rp. 500.000 an. Dengan harga segitu kita sudah bisa menikmati pemandangan dan fasilitas yang ada di resort ini.
Puncak Lawang
Puncak Lawang adalah salah satu objek wisata alam yang terletak di Nagari Lawang, kec. Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Puncak Lawang menampilkan pemandangan Danau Maninjau dari ketinggian, rindangnya pohon pinus dan udara sejuk. Puncak Lawang juga diberi nama “ Negeri Di Atas Awan ” yang indah dan berlatar belakang Danau Maninjau.
Pada saat ini, Puncak Lawang menjadi salah satu destinasi wisata di Sumatera Barat. Puncak Lawang menjadi arena Kejuaraan Olahraga Paralayang Kelas Internasional karena merupakan salah satu spot terbaik di Asia Tenggara.
Pengunjung yang datang dari barat seperti Lubuk Basung atau Danau Maninjau akan melewati perjalanan mendaki bukit dengan 44 belokan yang terkenal dengan kelok 44. Sedangkan pengunjung yang datang dari Bukittinggi atau Padang Panjang akan mencapai kawasan Puncak Lawang akan melewati Desa Matur dengan perjalanan yang cukup menegangkan. ‘.
Puncak Lawang sangat cocok dijadikan tempat untuk bersantai karena berada di ketinggian dan menikmati indah nya Danau Maninjau. Selain untuk bersantai ada beberapa fasilitas yang disediakan seperti musholla, tempat bermain dan berfoto.
Destinasi wisata ini di buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 - 18.00 WIB. Tiket masuk Puncak Lawang masih cukup terjangkau untuk hari Senin - Sabtu Rp. 20.000/orang dan hari Minggu Rp. 25.000/orang dengan harga segitu pengunjung sudah bisa menikmati pemandangan indah yang ada di Puncak Lawang