Restoran Batu Lambuik

Restoran Batu Lambuik

Salah satu restoran yang terkenal di kawasan Maninjau. Restoran ini terletak di Jl. Maninjau – Lubuk Basung, Kec. Tj. raya, Kabupaten Agam, Sumatera barat. Lokasinya strategis karena berada di tepi jalan raya. Jika ingin berkunjung ke restoran ini kita bisa menggunakan kendaraan pribadi.  

 

Restoran menggunakan konsep lesehan dengan pemandangan sawah sawah dan gunung yang indah. Selain pemandangan yang indah resto ini juga menyediakan lauk khas minang yang enak. Resto ini juga bisa pesan antar. Restoran buka setiap harinya mulai dari pukul 09.00 – 22.00. Harga makanan di restoran ini bisa dibilang cukup terjangkau mulai dari harga Rp. 25.000 kita sudah bisa menikmati makanan yang ada di restoran ini.

KIsah Bujang Sambilan

KIsah Bujang Sambilan

Cerita asal usul Danau Maninjau juga dikenal dengan Legenda Bujang Sembilan. Danau Maninjau adalah sebuah danau vulkanik yang terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Luas danau ini sekitar 99,5 km2 dengan kedalaman mencapai 495 meter dan merupakan danau ke 11 terluas di Indonesia. 

 

Danau Maninjau awalnya merupakan gunung merapi yang puncaknya terdapat kawah. Karena ulah manusia , gunung itu meletus dan membentuk sebuah danau yang luas.

 

Legenda ini dikenal dengan kisah “ Bujang Sembilan “ yang menceritakan 10 saudara kakak beradik yang terdiri dari 9 orang bujang dan seorang gadis. Bujang Sembilan adalah sebutan untuk sembilan bersaudara lelaki yang tinggal di sebuah kampung kaki gunung Tinjau. Bujang Sembilan terdiri dari Kukuban, Kudun, Bayua, Malintang, Galapuang, Balok, Batang, Bayang, Kaciak dan seorang adik perempuan yang bernama Siti Rasani. Orang tua mereka sudah lama meninggal, sehingga keputusan di rumah itu di pegang oleh si sulung yang bernama Kukuban. Mereka juga bersaudara dengan pemimpin di kampung tersebut, yaitu Datuk Limbatang. Bujang Sembilan dan Siti Rasani adalah anak yang giat sehingga Datuk Limbatang, paman mereka kerap mengajari keterampilan untuk bertani dan mempelajari tentang adat setempat. Hal itu tak lepas dari janji Datuk Limbatang kepada kakak perempuannya yang juga ibu dari 10 bersaudara tersebut. 

 

Setiap datang ke tempat Bujang Sembilan, istri serta putra datuk Limbatang yang bernama giran pun turut serta. Para lelaki bekerja di ladang, sementara yang perempuan memasak dan berbenah di rumah. Seiring berjalannya waktu, kemampuan Bujang Sembilan menggarap sawah semakin baik dan membawa hasil yang melimpah. Sementara Siti Rasani juga tumbuh menjadi remaja putri yang cantik dan baik budi. Tanpa di duga, karena kerap bertemu tumbuhlah rasa cinta antara Siti Rasani dan Giran. Setelah memberanikan diri berbicara di depan keluarga, hubungan mereka disetujui oleh kedua keluarga. Hubungan mereka berlangsung baik hingga pada perayaan panen raya, Kukuban dan gibran berhadapan dalam sebuah pertunjukan adu ketangkasan dalam bersilat. Giranyang menangkis serangan membuat kaki Kukuban patah, sehingga si sulung merasa dipermalukan. 

 

Sejak saat itu Kukuban menyimpan dendam, sehingga pada suatu hari Datuk Limbatang datang untuk menyampaikan niat Giran meminang Siti Rasani. Kukuban menolak dengan tegas dengan maksud masih merasa dendam pada Giran. Hal itu membuat Siti Rasani dan Giransedih, dan memutuskan untuk berdiskusi di pinggir sungai untuk mencari jalan keluar agar mereka bisa menikah. sayangnya setelah berdiskusi panjang mereka tidak bisa menemukan jalan keluar dan pada akhirnya Siti Rasani memutuskan untuk pulang. Baru akan beranjak sebuah tanaman berduri merobek sarung yang ia kenakan, pahanya pun terluka. Sontak Girab segera mencari tanaman obat untuk mengobati kaki Siti Rasani. 

 

Tiba tiba Bujang sembilan datang bersama warga dan dengan penuh amarah menuduh mereka melakukan hal yang tidak pantas. Sidang adat pun dilakukan untuk menentukan nasib Giran dan Siti, namun Bujang Sembilan terus memojokan keduanya. Pembelaan Siti Rasani maupun Giran tidak di dengar dan hukuman pun akhirnya jatuh dengan alasan supaya kampung mereka terhindar dari malapetaka. Keduanya di bawa ke kawah Gunung Tinjau, hukumannya yang telah diputuskan adalah Siti dan Giran harus di buang ke dalam kawah. Sebelum dibuang, Giran berdoa meminta keadilan kepada Tuhan, agar jika tidak melakukan kesalahan, ia meminta aga Gunung Tinjau Meletus dan Bujang Sembilan mendapat kutukan.

 

Benar saja, setelah keduanya di buang ke dalam kawah, gunung itu pun meletus dan mengeluarkan lahar yang membinasakan semua orang tanpa ada yang selamat. Bekas letusan itu menjadi sebuah cekungan yang terisi air dan menjadi sebuah danau yang indah. Sementara Bujang Sembilan mendapat kutukan, mereka pun berubah menjadi ikan dan hidup di dana yang kini dikenal sebagai Danau Maninjau. 

Masjid Bayur

Masjid Bayur

Masjid Raya Bayur adalah salah satu  masjid tertua yang ada di kawasan Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Masjid ini di bangun pada awal abad ke 20. Masjid ini berlokasi tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan Kota Lubuk Basung. 

Masjid ini sudah banyak perubahan hingga berbentuk saat ini. Pada awal tahun 2000, masyarakat setempat merenovasi masjid ini. Partisipasi para tokoh masyarakat dari Kenagarian Bayur dan warga setempat membuat renovasi masjid ini berjalan tidak begitu lama. Pada 8 September 2004 masjid ini sudah diresmikan.

Sesudah di renovasi, masjid ini tampak indah dengan perpaduan gaya dan arsitektur pagoda Thailand dan gonjong rumah gadang khas Minangkabau. Hal ini dapat dilihat pada menara kecil di empat sudut atap bangunan utama. Struktur atap dirancang mengikuti pola bangunan rumah panggung dengan atap bersusun tiga yang menjadi ciri khas masjid Nusantara masa dulu.

Masjid ini dilengkapi beberapa fasilitas pendukung, seperti tempat penitipan sandal dan sepatu, tempat wudhu, laki laki dan perempuan, serta area parkir. Bagi jamaah perempuan yang ingin menunaikan ibadah shalat tetapi tidak membawa mukena, masjid ini menyedia beberapa sarung dan mukena.

Visit Masjid Raya Bayur

Don't miss this amazing opportunity to enjoy our tourist attraction services!

Pasir Panjang Hotel

Pasir Panjang Hotel

Pasir Panjang Hotel salah satu hotel yang ada di Kawasan Maninjau berlokasi di Jl. Raya Maninjau Nagari Maninjau, Tanjung Raya Maninjau Tj. Raya Sumatera, Maninjau, Kec. Tj. Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. 

 

Jarak hotel ini dari pusat kota Bukittinggi kurang lebih sekitar 30km dan jaraknya dari Kota Padang 119km kita bisa menggunakan kendaraan pribadi untuk berkunjung kesini, karena lokasi hotel ini strategis dan mudah dijumpai. Hotel ini memiliki pemandangan Danau Maninjau yang indah dan asri. Sangat cocok untuk menikmati akhir pekan bersama keluarga.

 

Adapun fasilitas yang disediakan oleh pemilik hotel ini seperti, Wifi, restoran, tempat parkir yang luas dan receptionist 24jam membantu memudahkan proses check in. Berbeda dengan hotel pada umumnya hotel ini tidak menyediakan kolam renang dan fasilitas GYM.

 

Harga hotel ini bisa dibilang cukup terjangkau mulai dengan harga 200rb kamu sudah bisa menikmati pemandangan indah dan fasilitas yang disediakan oleh hotel ini.

Desa Lawang

Desa Lawang

 Desa Wisata Puncak Lawang  merupakan unit pergerakan pariwisata di Nagari Lawang yang terletak di kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Jaraknya dari Kota Padang kurang lebih 100km. 

 

Desa Lawang memiliki bentangan alam yang sangat indah dan beragam letak di ketinggian 1.250 mdpl dan termasuk desa yang bersuhu dingin dan curah hujan yang tinggi pertahunnya, dengan luas desa 26.69 km2 dan berjumlah 3.972 jiwa penduduk.

 

Wilayah Desa Wisata Lawang merupakan wilayah perkebunan tebu, sawah, kebun bawang, dan hutan. Sebagian besar wilayah Desa Lawang adalah perkebunan tebu, dan menjadi komoditas utama masyarakat lawang. 

 

Masyarakat Lawang pada umumnya memiliki mata pencaharian yakni berkebun dan bertani. Tebu salah satu komoditas unggulan yang diolah oleh masyarakat sekitar menjadi Produk UMKM seperti gula saka, gula semut, kacang goreng/rendang, Kerupuk ubi, saka, minuman air tebu dll. Nagari Lawang terdiri dari sekelompok kawasan yang terdiri dari beberapa destinasi wisata yakni Lawang Park, Soul Puncak Lawang, Green View, Tigo Baleh Nan Basa serta atraksi wisata Kilang tebu Tradisional dan atraksi seni budaya paralayang.

 

Desa Wisata Lawang dikelola oleh pemuda pemudi yang terkumpul di sebuah kelompok Sadar Wisata Manih Sarumpun Nagari Lawang. 

 

Desa Lawang juga terkenal dengan Paralayang, karena tempat paralayang di puncak Lawang adalah salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara, dan sudah melahirkan para para atlet yang hebat dan memenangkan juara tingkat Nasional, dan Puncak Lawang juga pernah menjadi tempat Kejuaraan Dunia Paralayang.

Ikan Rinuak Maninjau

Ikan Rinuak Maninjau

Rinuak adalah salah satu ikan yang berasal dari Danau Maninjau. Ikan Rinuak memiliki ukuran yang sangat kecil, berwarna putih kekuning, mirip dengan ikan teri Medan. 

Salah satu perkampungan yang menjual berbagai pangan olahan rinuak, yakni perkampungan kuliner Nagari Gasan, Kecamatan Tanjung, Agam. Di perkampungan ini terdapat puluhan pedagang yang berjualan.

Rinuak dijual dalam berbagai penganan ringan yang enak, seperti rinuak goreng, palai rinuak, sala rinuak, dan olahan lainnya. Olahan ikan rinuak juga banyak dilirik sebagai salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Kuliner ini diminati masyarakat dan wisatawan karena rasanya gurih dan lezat. 

Selain rinuak, olahan hasil Danau Maninjau lainnya yaitu, salai bada danau, pensi, salai ikan nila, udang, lobster, serta salai ikan sarokon

Visit Rinuak Maninjau

Don't miss this amazing opportunity to enjoy our typical meal services!

Maninjau Indah Hotel

Maninjau Indah Hotel

Maninjau Indah Hotel berlokasi di Jl. Telaga Biru No. 01, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Hotel ini adalah salah satu hotel yang berada di kawasan Danau Maninjau. Hotel ini terletak persis di tepi Danau Maninjau dan hampir seluruh kamar menghadap ke Danau. 

 

Fasilitas yang disediakan oleh pemilik adalah Wifi, kolam renang, restoran, lahan parkir yang luas dan receptionist yang buka 24 jam. Fasilitas kamar terdapat Ac, kamar mandi, air panas, lemari pakaian, kasr, tv dll.

 

Hotel ini mendapat peringkat bintang 2 dan terdapat beberapa tipe kamar yaitu : Superior, Deluxe Pemandangan, Deluxe Poolfront, dan Family Suite.

 

Jika ingin menikmati fasilitas yang ada di hotel ini kamu cukup membayar mulai dari Rp. 350.000/kamar/malam. Dengan harga segitu kamu sudah bisa menikmati pemandangan indah danau Maninjau.

Paralayang

Paralayang

Puncak Lawang adalah salah satu spot terbaik di Asia Tenggara untuk melakukan paralayang. Tempat ini juga dijadikan pusat perlombaan paralayang tingkat Internasional salah satunya, yaitu Lomba Paralayang Internasional Agam 2018. Perlombaan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Agam dengan Federasi Aero Sport Indonesia ( FASI ) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. 

Sebagai salah satu lokasi paralayang terbaik di Asia Tenggara, Puncak Lawang punya kecepatan angin maksimal yang dicari para pecinta olahraga ekstrim ini, yaitu 20km/jam

Jika ingin mencapai ke lokasi ini, kita harus menempuh jarak sekitar 150 km dari pusat Kota Padang dan untuk biaya mencoba paralayang ini sekitar Rp. 600.000/ orang sudah di pandu oleh atlet paralayang. Ketinggian dari puncak ini 1.210 meter. Bukan ketinggian yang biasa, tapi dengan keamanan yang terjamin. Saat sudah terbang kita akan melintasi bukit, danau, dan persawahan.