Restoran Batu Lambuik

Restoran Batu Lambuik

Rumah Makan Batu Lambuik adalah destinasi kuliner yang patut dikunjungi bagi pecinta masakan Minangkabau. Terletak strategis di tepi Danau Maninjau, tepatnya di Jalan Maninjau – Lubuk Basung, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, restoran ini menawarkan pengalaman bersantap yang memadukan cita rasa autentik dengan panorama alam yang menakjubkan.

Menu andalan di Rumah Makan Batu Lambuik meliputi Dendeng Batokok Lado Hijau dan Goreng Bada. Dendeng Batokok Lado Hijau adalah irisan tipis daging sapi yang dipukul hingga empuk, kemudian digoreng dan disiram dengan sambal hijau khas Minang yang pedas dan segar. Sementara itu, Goreng Bada merupakan olahan ikan bada, spesies endemik Danau Maninjau, yang digoreng hingga renyah, memberikan sensasi gurih dan tekstur yang khas.

Selain kelezatan hidangannya, Rumah Makan Batu Lambuik juga menawarkan suasana yang nyaman dengan pemandangan langsung ke Danau Maninjau. Area parkir yang luas memudahkan pengunjung yang datang dengan kendaraan pribadi. Suasana hangat dan pelayanan ramah dari staf menambah kenyamanan saat bersantap di sini. 

Mengenai harga, Rumah Makan Batu Lambuik menawarkan menu dengan kisaran harga yang terjangkau, sebanding dengan kualitas rasa dan porsi yang disajikan. Bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Maninjau, menikmati hidangan di restoran ini menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan, menggabungkan kelezatan masakan tradisional Minangkabau dengan keindahan alam Sumatera Barat.

Kisah Bujang Sambilan

Kisah Bujang Sambilan

Di balik keindahan alam Sumatera Barat, tersimpan kisah rakyat yang menyentuh hati kisah Bujang Sembilan. Cerita ini berasal dari Nagari Balai Gurah, Kabupaten Agam, dan telah diwariskan turun-temurun sebagai bagian dari kekayaan budaya Minangkabau. Alkisah, sembilan orang bujang bersaudara hidup rukun dan harmonis bersama ibu mereka. Namun, keharmonisan itu runtuh ketika sang ibu menikah lagi dengan seorang pria yang berhati licik dan penuh iri hati.

Sang ayah tiri merasa iri terhadap kasih sayang ibu kepada sembilan anaknya. Dengan tipu muslihat, ia memfitnah para bujang seolah-olah berniat durhaka dan memberontak. Sang ibu, yang telah termakan hasutan, marah dan mengusir kesembilan anaknya tanpa ampun. Para bujang yang kecewa dan hancur hatinya, memilih pergi mengembara jauh dari kampung halaman, menelan pilu karena tak dipercaya oleh ibu sendiri.

Bertahun-tahun kemudian, ketika kebenaran terungkap bahwa mereka tak bersalah, sang ibu dilanda penyesalan mendalam. Ia pun berkeliling mencari anak-anaknya, namun tak satu pun yang berhasil ditemukan. Konon, karena rasa sedih yang mendalam, sang ibu wafat dalam kesendirian. Kisah ini menjadi simbol dari betapa berharganya kepercayaan dalam sebuah keluarga dan betapa bahayanya fitnah yang memecah belah.

Legenda Bujang Sembilan tak hanya hidup dalam cerita, tetapi juga dalam bentuk kesenian rakyat Minang. Kisah ini sering dipentaskan dalam drama tradisional dan menjadi inspirasi dalam pertunjukan randai atau dendang. Selain mengandung nilai moral yang tinggi, kisah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kasih sayang, kepercayaan, dan kehati-hatian dalam mengambil keputusan, terutama dalam keluarga. Sebuah kisah lama yang tetap relevan dan menyentuh hingga hari ini.

Masjid Bayur

Masjid Bayur

Masjid Raya Bayur adalah salah satu masjid bersejarah yang terletak di Nagari Bayur, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Berdiri megah di tepi Danau Maninjau, masjid ini menawarkan pemandangan alam yang memukau, menjadikannya destinasi wisata religi yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Lokasinya yang strategis, dekat dengan jalan raya penghubung Lubuk Basung dan Bukittinggi, memudahkan akses bagi para pengunjung. 

Dibangun pada awal abad ke-20, Masjid Raya Bayur merupakan hasil prakarsa Syekh Muhammad Salim al-Khalidi Bayur bersama tokoh masyarakat setempat. Peletakan batu pertama dilakukan pada 19 Dzulhijjah 1322 H (sekitar tahun 1905). Seiring berjalannya waktu, masjid ini mengalami renovasi pada awal tahun 2000 untuk memperbaiki kondisi bangunan dan lingkungannya. ​

Keunikan arsitektur Masjid Raya Bayur terletak pada perpaduan gaya tradisional Minangkabau dan pengaruh Thailand. Atap masjid berbentuk gonjong khas rumah gadang dengan tiga tingkatan, sementara menara-menara kecil di keempat sudutnya menyerupai pagoda. Interior masjid dihiasi ukiran kayu berwarna gelap dan pilar-pilar yang dicat dengan warna lembut, menciptakan suasana yang khusyuk bagi para jamaah. ​

Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, Masjid Raya Bayur juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti tempat wudhu, area parkir, dan taman yang asri. Di bagian belakang masjid terdapat kolam ikan yang menambah keindahan dan ketenangan suasana. Kombinasi antara nilai sejarah, keindahan arsitektur, dan panorama alam sekitar menjadikan Masjid Raya Bayur sebagai simbol harmonisasi budaya dan religi di Sumatera Barat.

Pasir Panjang Hotel

Pasir Panjang Hotel

Pasir Panjang Hotel salah satu hotel yang ada di Kawasan Maninjau berlokasi di Jl. Raya Maninjau Nagari Maninjau, Tanjung Raya Maninjau Tj. Raya Sumatera, Maninjau, Kec. Tj. Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. 

 

Jarak hotel ini dari pusat kota Bukittinggi kurang lebih sekitar 30km dan jaraknya dari Kota Padang 119km kita bisa menggunakan kendaraan pribadi untuk berkunjung kesini, karena lokasi hotel ini strategis dan mudah dijumpai. Hotel ini memiliki pemandangan Danau Maninjau yang indah dan asri. Sangat cocok untuk menikmati akhir pekan bersama keluarga.

 

Adapun fasilitas yang disediakan oleh pemilik hotel ini seperti, Wifi, restoran, tempat parkir yang luas dan receptionist 24jam membantu memudahkan proses check in. Berbeda dengan hotel pada umumnya hotel ini tidak menyediakan kolam renang dan fasilitas GYM.

 

Harga hotel ini bisa dibilang cukup terjangkau mulai dengan harga 200rb kamu sudah bisa menikmati pemandangan indah dan fasilitas yang disediakan oleh hotel ini.

Desa Lawang

Desa Lawang

 Desa Wisata Puncak Lawang  merupakan unit pergerakan pariwisata di Nagari Lawang yang terletak di kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Jaraknya dari Kota Padang kurang lebih 100km. 

 

Desa Lawang memiliki bentangan alam yang sangat indah dan beragam letak di ketinggian 1.250 mdpl dan termasuk desa yang bersuhu dingin dan curah hujan yang tinggi pertahunnya, dengan luas desa 26.69 km2 dan berjumlah 3.972 jiwa penduduk.

 

Wilayah Desa Wisata Lawang merupakan wilayah perkebunan tebu, sawah, kebun bawang, dan hutan. Sebagian besar wilayah Desa Lawang adalah perkebunan tebu, dan menjadi komoditas utama masyarakat lawang. 

 

Masyarakat Lawang pada umumnya memiliki mata pencaharian yakni berkebun dan bertani. Tebu salah satu komoditas unggulan yang diolah oleh masyarakat sekitar menjadi Produk UMKM seperti gula saka, gula semut, kacang goreng/rendang, Kerupuk ubi, saka, minuman air tebu dll. Nagari Lawang terdiri dari sekelompok kawasan yang terdiri dari beberapa destinasi wisata yakni Lawang Park, Soul Puncak Lawang, Green View, Tigo Baleh Nan Basa serta atraksi wisata Kilang tebu Tradisional dan atraksi seni budaya paralayang.

 

Desa Wisata Lawang dikelola oleh pemuda pemudi yang terkumpul di sebuah kelompok Sadar Wisata Manih Sarumpun Nagari Lawang. 

 

Desa Lawang juga terkenal dengan Paralayang, karena tempat paralayang di puncak Lawang adalah salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara, dan sudah melahirkan para para atlet yang hebat dan memenangkan juara tingkat Nasional, dan Puncak Lawang juga pernah menjadi tempat Kejuaraan Dunia Paralayang.

Ikan Rinuak Maninjau

Ikan Rinuak Maninjau

Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, bukan hanya terkenal karena panorama alamnya yang memukau, tetapi juga karena keunikan kulinernya, salah satunya adalah ikan rinuak. Ikan kecil berwarna putih kekuningan ini merupakan spesies endemik yang hanya bisa ditemukan di Danau Maninjau. Karena ukurannya yang mungil, ikan rinuak sering disebut sebagai “teri dari danau”, namun memiliki cita rasa yang khas dan tekstur yang renyah jika diolah dengan tepat.

Sejak dahulu kala, masyarakat sekitar Danau Maninjau telah memanfaatkan ikan rinuak sebagai bagian penting dari konsumsi harian mereka. Tidak ada catatan pasti sejak kapan ikan ini diolah, tetapi tradisi memasaknya sudah berlangsung secara turun-temurun, bahkan diyakini telah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Minangkabau. Salah satu olahan paling terkenal adalah palai rinuak, sejenis pepes khas Minang yang dibungkus dengan daun pisang dan dibakar, serta sala rinuak, gorengan ikan rinuak yang gurih dan renyah.

Yang membuat ikan ini istimewa adalah keharusan mengolahnya dalam waktu singkat setelah ditangkap. Rinuak tidak bisa bertahan lama di luar habitat aslinya, menjadikannya hidangan yang eksklusif dan segar jika disantap langsung di sekitar Danau Maninjau. Selain menjadi kuliner favorit masyarakat lokal, ikan rinuak kini juga menjadi buah tangan wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.

Dengan keberadaan yang semakin dikenal luas, ikan rinuak kini tak hanya menjadi simbol kekayaan kuliner lokal, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Danau Maninjau. Rasanya yang khas, proses pengolahan tradisional, dan nilai sejarah yang kuat menjadikan ikan ini sebagai warisan kuliner yang patut dilestarikan. Jika Anda ingin merasakan kelezatan cita rasa khas Minangkabau yang sesungguhnya, mencicipi ikan rinuak langsung dari sumbernya adalah pilihan yang tak boleh dilewatkan.

Maninjau Indah Hotel

Maninjau Indah Hotel

Maninjau Indah Hotel berlokasi di Jl. Telaga Biru No. 01, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Hotel ini adalah salah satu hotel yang berada di kawasan Danau Maninjau. Hotel ini terletak persis di tepi Danau Maninjau dan hampir seluruh kamar menghadap ke Danau. 

 

Fasilitas yang disediakan oleh pemilik adalah Wifi, kolam renang, restoran, lahan parkir yang luas dan receptionist yang buka 24 jam. Fasilitas kamar terdapat Ac, kamar mandi, air panas, lemari pakaian, kasr, tv dll.

 

Hotel ini mendapat peringkat bintang 2 dan terdapat beberapa tipe kamar yaitu : Superior, Deluxe Pemandangan, Deluxe Poolfront, dan Family Suite.

 

Jika ingin menikmati fasilitas yang ada di hotel ini kamu cukup membayar mulai dari Rp. 350.000/kamar/malam. Dengan harga segitu kamu sudah bisa menikmati pemandangan indah danau Maninjau.

Paralayang Puncak Lawang

Paralayang Puncak Lawang

Lawang Park di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menjadi surga tersembunyi bagi para pencinta olahraga udara, khususnya paralayang. Berada di ketinggian lebih dari 1.200 meter di atas permukaan laut, tempat ini menyuguhkan panorama Danau Maninjau yang membentang luas, dikelilingi perbukitan hijau dan kabut tipis yang menambah kesan magis. Tak heran jika Lawang Park menjadi salah satu spot paralayang favorit, baik bagi atlet profesional maupun wisatawan yang ingin merasakan sensasi terbang bebas.

Paralayang di Lawang Park bisa dinikmati oleh siapa saja, termasuk pemula. Wisatawan dapat mencoba paralayang tandem—terbang bersama instruktur berpengalaman—dengan harga sekitar Rp500.000 per orang. Harga ini sudah termasuk peralatan lengkap dan durasi terbang selama 10–15 menit tergantung kondisi angin. Aktivitas ini tidak hanya menguji adrenalin, tetapi juga menjadi cara terbaik untuk menikmati keindahan alam dari sudut pandang langka, menjadikan pengalaman liburan lebih berkesan.

Waktu terbaik untuk menikmati paralayang di Lawang Park adalah pagi hingga siang hari, ketika angin masih stabil dan cuaca cerah. Terutama pada musim kemarau (April hingga Oktober), kondisi langit yang bersih dan visibilitas yang tinggi akan membuat pengalaman terbang semakin sempurna. Meski begitu, paralayang juga bisa dilakukan pada musim lainnya asalkan cuaca mendukung dan angin tidak terlalu kencang.

Selain paralayang, Lawang Park juga menawarkan berbagai fasilitas lain seperti kafe, spot foto, area bermain, hingga penginapan dengan pemandangan langsung ke Danau Maninjau. Bagi yang ingin melepas penat atau mencari aktivitas liburan yang tidak biasa, paralayang di Lawang Park adalah pilihan yang tepat. Gabungan antara tantangan dan keindahan alam ini dijamin akan meninggalkan kesan tak terlupakan dalam petualangan Anda di Sumatera Barat.