Itiak Lado Mudo

Itiak Lado Mudo

Bukittinggi, selain menawarkan pesona alam yang memukau, juga dikenal dengan kekayaan kulinernya yang autentik. Salah satu sajian khas yang tidak boleh dilewatkan adalah Itiak Lado Mudo, hidangan bebek muda bercita rasa pedas yang legendaris di ranah Minang.

Itiak Lado Mudo terbuat dari daging bebek muda yang diproses dengan cara tradisional. Sebelum dimasak, bebek dibersihkan secara menyeluruh dan dipanggang sebentar di atas bara api untuk menghilangkan bulu halus. Setelah itu, daging bebek dipotong dan dimasak bersama bumbu khas yang terdiri dari cabai hijau segar, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, dan berbagai rempah lainnya.

Ciri khas utama dari masakan ini adalah sambalnya yang berwarna hijau dan memiliki rasa pedas yang menggigit. Proses memasak dilakukan dengan teknik khusus untuk memastikan bumbu meresap sempurna ke dalam daging bebek, menghasilkan tekstur yang lembut dan cita rasa yang mendalam.

Salah satu tempat terbaik untuk menikmati Itiak Lado Mudo adalah di Rumah Makan Gulai Itiak Lado Mudo Ngarai, yang berlokasi di Jalan Ngarai Binuang 41, Bukittinggi. Tempat ini dikenal dengan olahan bebeknya yang lezat dan autentik, sehingga menjadi favorit bagi wisatawan maupun penduduk lokal.

Hidangan ini biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan terkadang dilengkapi dengan gulai daun singkong atau pucuak ubi atau sambal tambahan untuk menambah kenikmatan. Selain cita rasanya yang kaya, Itiak Lado Mudo juga merepresentasikan tradisi kuliner Minangkabau yang kuat, di mana rempah-rempah lokal dan teknik memasak diwariskan secara turun-temurun.

Bagi Anda yang berkunjung ke Bukittinggi, mencicipi Itiak Lado Mudo adalah pengalaman yang tak terlupakan. Hidangan ini tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga memberikan gambaran tentang kekayaan budaya kuliner Minang yang begitu istimewa.

Taruko Cafe and Resto

Sumatera Barat memiliki banyak destinasi wisata alam yang memukau, dan salah satunya adalah Taruko Cafe & Resto. Terletak di kawasan Puncak Taruko, Koto Gadang, Kabupaten Agam, tempat ini menawarkan pengalaman bersantap yang unik di tengah panorama alam yang luar biasa indah.

Salah satu daya tarik utama Taruko Cafe & Resto adalah lokasinya yang berada di dekat Bukik Takuruang, sebuah bukit kecil yang menjulang di tengah lembah, dikelilingi oleh sawah dan perbukitan hijau. Tidak hanya itu, kafe ini juga terletak tepat di tepi Sungai Batang Masang, yang menambah kesan alami dengan suara gemericik air yang menenangkan. Lingkungan yang asri dan udara sejuk membuat tempat ini menjadi pilihan sempurna untuk melepas penat.

Taruko Cafe & Resto dirancang dengan gaya sederhana dan menyatu dengan alam, menghadirkan pengalaman yang otentik bagi para pengunjung. Dari area tempat duduk, Anda dapat menikmati pemandangan lembah yang memukau, terutama saat pagi hari ketika kabut tipis menyelimuti bukit-bukit di sekitarnya.

Selain menawarkan keindahan alam, Taruko Cafe & Resto juga dikenal dengan berbagai hidangan lezatnya. Menu yang disajikan bervariasi, mulai dari masakan lokal khas Minangkabau hingga makanan barat yang disesuaikan dengan selera nusantara. Minuman hangat seperti kopi, teh, dan cokelat panas sangat cocok dinikmati sambil menghangatkan diri di tengah suasana sejuk Puncak Taruko.

Bagi pengunjung yang mencari ketenangan dan ingin menjauh dari hiruk-pikuk kota, Taruko Cafe & Resto adalah tempat yang tepat. Selain bersantap, banyak pengunjung yang datang untuk berfoto karena pemandangan yang instagramable di setiap sudutnya. Tempat ini juga cocok untuk acara keluarga, pertemuan kecil, atau sekadar melepas penat dengan suasana yang damai. Taruko Cafe & Resto buka setiap hari mulai jam 8 pagi hingga 6 sore, memberikan fleksibilitas bagi pengunjung untuk menikmati makanan dan pemandangan sepanjang hari.

Lokasinya yang strategis dekat dengan Kota Bukittinggi membuat Taruko Cafe & Resto mudah dijangkau. Perjalanan menuju tempat ini akan membawa Anda melalui jalanan yang menawarkan pemandangan alam memukau, menjadikan pengalaman perjalanan Anda semakin menyenangkan.

Taruko Cafe & Resto bukan hanya sekadar tempat makan, tetapi juga sebuah destinasi di mana Anda dapat merasakan kedamaian yang jarang ditemukan di tempat lain. Jika Anda berkunjung ke Bukittinggi atau sekitarnya, pastikan untuk menyempatkan diri mampir ke tempat ini. Nikmati suasana alam yang menenangkan sambil mencicipi hidangan lezat yang akan membuat pengalaman Anda semakin berkesan.

Taruko Cafe and Resto berlokasi di Kawasan Wisata Tabiang Takuruang, Jorong Jambak, Sianok Anam Suku, IV Koto Agam

Teh Talua Balenggek Bukittinggi

Teh Talua Balenggek Bukittinggi

Sumatera Barat tidak hanya terkenal dengan kuliner yang kaya rasa, tetapi juga dengan minuman tradisionalnya yang khas. Salah satu minuman yang menarik perhatian adalah teh talua balenggek, sebuah variasi dari teh talua yang populer di kalangan masyarakat Minangkabau.

Teh talua balenggek merupakan minuman berbahan dasar teh, kuning telur ayam kampung, dan gula, yang disajikan dengan teknik khusus hingga menghasilkan tampilan “balenggek” atau berlapis-lapis. Lapisan-lapisan ini terbentuk secara alami saat campuran disiapkan, menciptakan tampilan yang unik dan memikat. Biasanya, lapisan paling atas berupa busa kuning telur yang lembut, diikuti lapisan teh bercampur gula di tengah, dan cairan teh yang lebih jernih di bagian bawah. Proses pembuatan teh talua balenggek membutuhkan keahlian dan kesabaran untuk memastikan lapisan-lapisan ini terbentuk sempurna.

Cita rasa teh talua balenggek sangat kaya. Perpaduan rasa manis gula, aroma khas kuning telur, dan kehangatan teh menciptakan sensasi rasa yang memanjakan lidah. Meskipun sebagian orang mungkin ragu mencoba minuman ini karena penggunaan kuning telur, rasa dan tekstur teh talua balenggek yang lembut biasanya berhasil membuat siapa pun terpikat setelah mencicipinya. Selain rasanya yang khas, teh talua balenggek juga memiliki berbagai manfaat. Kuning telur dalam minuman ini dikenal kaya akan protein dan nutrisi, sehingga dapat membantu meningkatkan stamina dan energi. Minuman ini sering disajikan sebagai penghangat tubuh, terutama di pagi atau malam hari saat udara dingin.

Teh talua balenggek bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari budaya Minangkabau. Minuman ini sering disajikan di warung kopi tradisional, tempat masyarakat berkumpul untuk berbincang dan berbagi cerita. Minuman ini mencerminkan semangat kebersamaan yang erat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat, mencicipi teh talua balenggek adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Minuman ini tidak hanya memberikan sensasi rasa yang unik, tetapi juga membawa Anda lebih dekat dengan tradisi kuliner Minangkabau yang autentik.

Jadi, jika Anda ingin merasakan minuman yang berbeda sekaligus menikmati tradisi yang kaya akan makna, teh talua balenggek adalah pilihan yang sempurna untuk dicoba

Stasiun Lambuang Bukittinggi

Stasiun Lambuang Bukittinggi

 

Stasiun Lambuang merupakan Pusat Kuliner di Bukittinggi yang menjadi Pusat Kuliner terbesar di Sumatera Barat. Dinamakan Stasiun Lambuang, karena Pusat Kuliner ini didirikan di atas stasiun kereta api lama Bukittinggi serta “Lambuang” yang memiliki arti lambung atau perut. Memang Stasiun Lambuang digunakan untuk mengisi perut atau lambung.

Meskipun baru dibangun pada bulan Maret 2024, Desain Stasiun Lambuang Ini masih bernuansa Minang dengan gapura masuknya yang berbentuk gonjong Rumah Gadang dan warna merah, kuning dan hitam yang merupakan warna Tigo Luhak di Sumatera Barat. Di Pusat Kuliner ini pengunjung tidak akan khawatir karena banyak pilihan makanan yang dapat dicoba. Terdapat banyak kios-kios yang menjual makanan. Mulai dari makanan khas Minang seperti Sate Padang, Lontong Sayur, Teh Talua, Nasi Kapau dan yang lainnya. Sampai makanan umum Indonesia pun ada seperti Ayam Geprek, Pecel Ayam, Bakso, Seblak, dan yang lainnya.

Tempat ini selalu ramai terutama dari jam 16.00 WIB hingga tengah malam. Stasiun Lambuang selalu jadi tempat faforit berkumpulnya anak-anak muda karena makanan di stasiun lambuang ini sangat terjangkau dan terdapat banyak kursi makan. Selain itu Pusat Kuliner ini juga memiliki Live Music yang menambah pengunjung tidak akan bosan jika berburu kuliner.

Stasiun Lambuang terletak di Pusat Kota Bukittinggi. Lebih Tepatnya berlokasi di Stasiun KA Bukittinggi, Tarok Dipo, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat

Salalauak

Salalauak

Sala Lauak adalah makanan gorengan khas Pesisir Ulakan Padang Pariaman, Sumatera Barat yang berbahan beras berwarna kuning kecoklatan. Sala Lauak memiliki dua jenis, yaitu Sala Lauak keras dan Sala Lauak lunak. Perbedaan diantara keduanya yaitu, Sala Lauak keras berbentuk bulat seperti bola pingpong, terbuat dari ikan asin yang dihaluskan, dengan tekstur keras di bagian luar dan lembut di bagian dalam. Sedangkan Sala Lauak Lunak berbentuk lebih pipih dengan tekstur lebih lunak.

Sala Lauak mengandung gizi yang cukup baik, salah satunya vitamin E, selenium, omega 3, zat besi, kalsium, dan asam lemak esensial. Sala Lauak ini wajib anda coba jika berkunjung ke Sumatera Barat khususnya Pariaman. Karena Kuliner ini tidak ada didaerah lain di Sumatera Barat melainkan hanya ada di Pariaman saja.

Tradisi Malamang

Tradisi Malamang

Tradisi Malamang merupakan suatu budaya yang telah tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Padang Pariaman. Tradisi Malamang merupakan cara memasak dengan menggunakan media bambu yang kemudian dibakar diatas bara api. Tradisi Malamang pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Bahauddin  kepada masyarakat Padang Pariaman pada saat beliau menyebarkan agama islam di daerah Ulakan.

Beras ketan yang sudah dicuci bersih dicampur dengan santan kental dari perasan kelapa tua yang diberi garam, lalu dimasukkan ke dalam bambu yang dilapisi daun pisang untuk mencegah lengket. Bambu tersebut kemudian diletakkan miring di atas bara api dan dipanggang selama beberapa jam, dengan sesekali diputar agar matang merata. Setelah matang, lamang dikeluarkan dari bambu dan siap disajikan, biasanya bersama tapai atau lauk lainnya.

Hingga saat ini Tradisi Malamang masih dijalankan oleh masyarakat Padang Pariaman. Tradisi Malamang selalu dilaksanakan pada saat Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam kalender masyarakat Padang Pariaman yang berpedoman pada kalender Islam, Tradisi Malamang dilaksanakan pada Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Selain itu juga dilaksanakan pada bulan Sya’ban, yang dikenal sebagai bulan Lamang.

Tradisi Malamang yang erat kaitannya dengan tradisi yang menghasilkan pangan bagi masyarakat Padang Pariaman yakni Lamang yang merupakan kearifan lokal masyarakat Padang Pariaman serta Tradisi Malamang sangat selaras untuk dilestarikan kebudayaannya.

Limpiang Pinyaram

Limpiang Pinyaram

Limpiang Pinyaram

Kuliner Melegenda Khas Solok Selatan

Sumatera Barat tak hanya dikenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya, tetapi juga beragam kuliner tradisional yang unik. Salah satu kuliner khas yang berasal dari Solok Selatan adalah Limpiang Pinyaram. Kue tradisional ini telah menjadi bagian dari identitas kuliner masyarakat setempat dan sering hadir dalam berbagai acara penting, seperti perayaan adat dan hari besar keagamaan.

Limpiang Pinyaram bukan sekadar kudapan manis, melainkan simbol kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat Minangkabau. Tradisi memasak Pinyaram biasanya melibatkan banyak orang, terutama saat pembuatan dalam jumlah besar untuk acara-acara penting seperti pesta pernikahan, acara adat, hingga perayaan keagamaan seperti Idul Fitri.

Kehadiran Pinyaram di acara-acara tersebut melambangkan rasa syukur dan berbagi, di mana masyarakat menikmati hasil bumi dengan penuh rasa kekeluargaan. Proses pembuatannya yang membutuhkan keterampilan dan kesabaran juga mencerminkan nilai ketekunan dan keuletan masyarakat Solok Selatan.

Bahan utama untuk membuat Limpiang Pinyaram adalah beras ketan, gula merah atau gula aren, dan santan. Beras ketan yang telah diolah menjadi tepung dicampur dengan santan dan gula hingga menghasilkan adonan kental. Adonan ini kemudian digoreng dalam minyak panas hingga berwarna cokelat keemasan dengan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.

Rasa manis dari gula merah yang berpadu dengan gurihnya santan membuat Limpiang Pinyaram menjadi camilan yang digemari oleh berbagai kalangan. Kue ini memiliki rasa yang unik dan autentik, serta mengingatkan siapa saja yang menikmatinya akan kehangatan dan keramahtamahan masyarakat Solok Selatan.

Dalam setiap acara adat atau upacara keagamaan, Limpiang Pinyaram selalu menjadi sajian yang ditunggu-tunggu. Kehadirannya sering kali menjadi simbol penghormatan kepada tamu dan anggota keluarga yang datang dari jauh. Bagi masyarakat Solok Selatan, menyajikan kue tradisional ini adalah bentuk penghargaan terhadap warisan budaya kuliner yang telah ada sejak lama.

Selain disajikan pada acara-acara besar, Limpiang Pinyaram juga dapat dinikmati sebagai camilan sehari-hari, terutama saat bersantai dengan keluarga atau teman. Hingga saat ini, meskipun banyak jenis makanan modern yang hadir, Limpiang Pinyaram tetap mempertahankan popularitasnya sebagai kue tradisional yang kaya rasa dan makna.

Keberadaan Limpiang Pinyaram sebagai bagian dari kuliner tradisional Solok Selatan membuka peluang besar dalam sektor pariwisata kuliner. Wisatawan yang berkunjung ke daerah ini tak hanya disuguhkan dengan keindahan alam, tetapi juga dapat menikmati kelezatan kuliner lokal yang otentik. Mengenalkan dan mempromosikan Limpiang Pinyaram kepada wisatawan dapat menjadi daya tarik tambahan bagi pariwisata Solok Selatan.

Jurut

Jurut

Jurut

Kuliner Tradisional Mentawai yang Menggugah Selera

Mentawai, salah satu kepulauan eksotis di Sumatera Barat, terkenal dengan tradisi dan budaya yang masih terjaga, termasuk dalam hal kuliner. Salah satu makanan tradisional yang kerap ditemukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mentawai adalah Jurut.

Jurut adalah makanan khas Mentawai yang berbahan dasar pisang. Pisang, yang mudah didapatkan di kepulauan Mentawai, menjadi salah satu bahan pangan utama dalam kehidupan masyarakat setempat. Jurus sendiri diolah dari pisang yang ditumbuk halus dan kemudian dicampur dengan kelapa parut serta gula. Campuran ini dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang atau direbus, menciptakan tekstur yang lembut dengan rasa manis dan gurih yang khas.

Dalam budaya Mentawai, Jurut tidak hanya menjadi makanan sehari-hari, tetapi juga hadir dalam acara-acara adat dan perayaan penting. Makanan ini disajikan sebagai simbol kebersamaan dan rasa hormat terhadap tamu. Kehadiran Jurut dalam berbagai upacara adat menunjukkan betapa makanan ini memiliki tempat penting dalam budaya dan tradisi suku Mentawai.

Bagi wisatawan yang berkunjung ke Mentawai, Jurut menawarkan pengalaman kuliner yang berbeda. Selain rasanya yang lezat dan proses pembuatannya yang alami, Jurus juga memberikan kesempatan untuk lebih memahami filosofi dan nilai-nilai budaya masyarakat Mentawai. Jurus adalah representasi dari kesederhanaan, kearifan lokal, dan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

 

 

Kopi Solok Selatan

Kopi Solok Selatan

Kopi Solok Selatan

Speciallyty Coffee yang Mendunia

Selain Kopi Gayo dari Aceh, dan Kopi Mandhailing dari Sumatera Utara. Ternyata Sumatera Barat juga memiliki kopi khas daerah. Bukan sekadar kopi biasa tapi grade speciallyty coffee alias Kopi Premium. Kopi ini bernama Kopi Arabika Solok Selatan. Kopi Arabika Solok Selatan ditanam secara tradisional oleh petani kopi tanpa menggunakan pestisida atau bahan kimia lain. Ditanam di kawasan Danau Kembar dengan ketinggian 1900 meter diatas permukaan laut. Hal ini yang menyebabkan kenapa Kopi Arabika Solok Selatan menjadi kopi yang berkualitas tinggi.

Petani kopi Solok Selatan  menerapkan budidaya kopi yang ramah lingkungan. Mereka sering menggunakan teknik Agroforestri, dimana kopi ditanam berdekatan dengan tanaman lain seperti kayu manis, buah-buahan, dan rempah-rempah. Setelah dipanen kopi diproses dengan menggunakan metode basah, dimana biji dipisahkan dengan daging buahnya kemudian difermentasi di dalam air sebelum dikeringkan. Metode ini membantu mengembangkan rasa segar pada kopi.

Kopi Arabika Solok Selatan memiliki karakteristik berbeda jika dibandingkan dengan kopi Arabika Indonesia lainnya. Kopi ini memiliki rasa yang lebih ringan, serta memiliki aroma rempah yang dominan. Selain itu rasa kopi ini seperti rasa lemon dan coklat. Kopi Solok Selatan ini sudah mendunia. Thailand, Australia dan Italia menjadi salah satu ekspor pasar kopi ini. Kopi ini dijual dengan mulai harga Rp 70.000.

Kopi Solok Selatan ini bisa juga dinikmati dengan dicampur susu, dijadikan latte, atau cappucino. Rasa asam kopi bisa dikurangi dengan susu dan teksturnya akan menjadi lebih creamy.

Pangek Pisang Solok Selatan

Pangek Pisang Solok Selatan

Pangek Pisang

Kenikmatan Manis Gurih Khas Solok Selatan

Pangek Pisang merupakan kuliner khas dari Solok Selatan. Pangek Pisang dibuat dari bahan Pisang Batu atau Pisang Kepok. Manisnya pisang dan gurihnya santan kemudian bercampur menjadi satu menambah kenikmatan kuliner tradisional ini. Cara membuatnya pun cukup mudah, dengan menyiapkan bahan-bahan seperti Pisang Batu, Santan Kelapa, Kunyit, Vanili, Garam, Gula, dan Pandan wangi. Setelah itu masak semua bahan seperti gulai lainnya, kemudian tunggu sampai mendidih, Pangek Pisang siap untuk disantap.

Pangek Pisang dapat dijumpai pada kegiatan adat atau hari-hari tertentu. Seperti acara batagak penghulu, atau baralek (pesta pernikahan adat). Sekarang tidak perlu menunggu acara lagi, sudah ada masyarakat yang menjual makanan tradisional ini. Dengan harga Rp 10.000 saja, anda sudah dapat menikmati kelezatan Pengek Pisang ini. Pangek Pisang sangat cocok dinikmati dengan ketan.