Rumah Tuo Kampai Nan Panjang

Rumah Tuo Kampai Nan Panjang

Rumah Tuo Kampai Nan Panjang merupakan rumah tertua yang ada di Nagari Balimbing yang didirikan oleh Datuak Pangulu Basa dari suku Kampai Nan Panjang sekitar tahun 1700- an. Rumah ini digunakan sebagai tempat penyelenggara upacara adat seperti batagak penghulu, pernikahan, kematian dll. 

 

Rumah tuo ini sudah tidak digunakan lagi oleh kaum Kampai Nan Panjang dikarenakan kaumnya semakin banyak dan berkemabang. Namun apabila ada acara perkawinan atau acara adat dari kaum Kampai Nan Panjang, tetap dilakukan di Rumah Tuo Kampai Nan Panjang. 

 

Bangunan ini merupakan rumah adat tradisional berarsitektur Minangkabau. Keistimewaan Rumah Tuo Kampai Nan Panjang adalah ruangan atau biliknya. Ruangnya berjumlah 7 atau 7 buah bilik, sedangkan rumah adat lainnya jumlah biliknya hanya 5 ruangan. dapur berjumlah 2 terletak di kiri dan kanan pintu masuk utama. 

 

Rumah adat ini terbuat dari kayu dengan atap gonjong terbuat dari bahan ijuk. Bentuknya denah empat persegi panjang dengan pintu masuk berada di bagian tengah. Pintu masuk ini berbentuk oval dan untuk masuk ke dalam harus membungkuk dan seolah olah menembus dinding.

 

Seperti arsitektur tradisional Minangkabau lainnya rumah ada ini merupakan rumah panggung dan untuk mencapai pintu masuk terdapat tangga. Tinggi panggung ini mencapai 160 cm. Ruangan rumah adat ini terdiri dari tiga buah kamar, ruangan terbuka untuk umum. Dalam ruangan terbuka ini diletakkan 2 buah etalase yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang barang pusaka dan alat untuk kegiatan upacara adat. Rumah adat ini termasuk dalam lareh Koto Piliang.

Aua Sarumpun

Aua Sarumpun

Puncak Aua Sarumpun adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Di puncak ini kita bisa melihat keindahan Danau Singkarak serta 4 gunung yaitu Gunung Marapi, Singgalang, Talang dan Gunung Sago. 

 

Aua Sarumpun sudah masuk dalam kawasan wisata geopark Tanah Datar. Sebagai objek wisata alam Kadis Propora juga berharap dukungan dari Pemerintah Provinsi  Sumatera Barat agar Aua Sarumpun terus berkembang. 

 

Jika ingin berkunjung ke objek wisata ini kamu harus cukup persiapan karena jalan yang ditempuh ada yang berupa beton dan ada juga jalan yang berupa bebatuan, karena tujuan menuju puncak tentu harus mendaki dengan hati hati. Harga tiket masuk Puncak Aua Sarumpun Rp. 15.000/orang

 

Adapun fasilitas yang ada di objek wisata ini, seperti area parkir yang luas, mushola, tempat makan, kamar mandi, homestay, kolam renang dll. Selain spot foto di Puncak Aua Sarumpun kamu sudah bisa camping. Waktu yang sesuai untuk berkunjung ke puncak ini saat matahari hampir terbenam, karena kamu bisa melihat indahnya sunset dari ketinggian. 

Aia Angek Cottage

Aia Angek Cottage

Aie Angek Cottage merupakan salah satu resort yang berada di lereng Gunung merapi yang tidak jauh dari Kota Padang Panjang. Resort ini sangat cocok dipilih untuk beristirahat. Berada di ketinggian 1.100 meter diatas permukaan laut resort ini menyuguhkan pemandangan indah dan sejuk membuat para tamu yang menginap nyaman saat beristirahat. 

 

Di area Aie Angek Cottage juga terdapat perkebunan sayur seperti sawi, wortel, lobak dll. Tempat ini sangat cocok untuk masyarakat yang bosan dengan suasana perkotaan. Disini kita bisa menikmati pemandangan indah dan melihat kampung yang usaha masyarakatnya sebagai pengrajin tenun dan juga penghasil gula aren. 

 

Penginapan ini memiliki 3 tipe kamar, yaitu deluxe room, mountain view room dan suite room. Adapun fasilitas yang disediakan, seperti wifi, parkir, kolam renang dan cafe yang terbuka untuk umum. Harga hotel ini mulai dari Rp. 700.000 an dengan harga segitu kamu sudah bisa menikmati fasilitas yang disediakan.

 

Hotel ini berada di Jalan Raya Padang Panjang – Bukittinggi, Aie Angek, Sepuluh Koto, Tanah Datar, Sumatera Barat. Jarak tempuh dari Bandar Udara Internasional Minangkabau ( BIM ) sekitar 1,5 jam dan jarak dari Kota Bukittinggi sekitar 20 menit. 

 

Restoran Pondok Flora

Restoran Pondok Flora

Restoran Pondok Flora adalah salah satu restoran legendaris yang berada di Kota Batusangkar. Restoran ini banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan ada wisatawan dari luar menjadi pelanggan tetap dari restoran ini.

 

Pondok Flora salah satu rumah makan yang banyak menyediakan makanan khas Minang dengan spesifikasi ikan bakarnya.Restoran ini terletak di tepi sawah membuat pengunjung betah berlama lama disini. Salah satu fasilitas penunjang dari restoran ini mushola, toilet, parkir yang luas 

 

Restoran ini buka setiap harinya mulai dari jam 08.00 – 20.00 dengan harga mulai dari 25.000 kamu sudah bisa menikmati makanan yang disediakan oleh restoran ini. Lokasi jelasnya berada di Jalan Raya Batusangkar – Bukittinggi Nagari, Kec Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Restoran ini sangat mudah ditemukan karena berada di tepi jalan dan akses untuk menuju restoran ini juga tidak sulit, bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun big bus/ bis besar 

Batu Batikam

Batu Batikam

Batu Batikam adalah salah satu benda cagar budaya bersejarah yang terletak di Tanah Datar, Sumatera Barat. 

 

Menurut sejarah, Kemunculan Batu Batikam bermula dari adanya selisih paham dalam menentukan sistem pemerintahan adat antara dua orang kakak beradik yang bernama Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan. Datuak Parpatiah ingin menggunakan sistem pemerintahan kelarasan Bodi Caniago, sedangkan Datuak katumanggungan ingin menggunakan sistem pemerintahan kelarasan Koto Piliang.

 

Karena perbedaan itu, keduanya memutuskan untuk bermusyawarah. Namun, musyawarah tersebut tidak berjalan dengan lancar karena Datuak Parpatiah memutuskan untuk menancapkan kerisnya ke sebuah batu hingga berlobang dan batu itu di buang ke sungai. Tujuannya agar perselisihan cepat selesai dan tidak terulang lagi di keesokan harinya. 

 

Konon, batu yang di tancap keris itu lah yang sekarang dikenal sebagai Batu Batikam. Luas situs cagar budaya Batu Batikam adalah 1.800 meter persegi, dulu berfungsi sebagai medan nan bapaneh atau sandaran tempat duduk, berbentuk persegi panjang melingkar. 

 

Batu ini berukuran 55 x 20 x 40 cm, dengan bentuk hampir segitiga. Prasasti Batu Batikam menjadi salah satu bukti keberadaan Kerajaan Minangkabau di zaman Neolitikum. Batu Batikam merupakan batu tertusuk yang melambangkan pentingnya perdamaian dan musyawarah mufakat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. 

Hotel Emersia

Hotel Emersia

Hotel Emersia adalah satu satunya hotel berbintang yang terdapat di Batusangkar, Sumatera Barat. Hotel ini berada dekat objek wisata Benteng Fort Van Der Capellen. Akses ke hotel ini cukup mudah bisa menggunakan kendaraan pribadi.

Dilihat dari reviewnya hotel ini mendapat komentar positif dari para tamu yang menginap karena pelayanan yang baik. Hotel ini memiliki 5 tipe kamar, yaitu Deluxe Room, Executive Room, Junior Suite Room, Emersia Suite Room dan President Suite Room. Selain kamar Hotel Emersia juga memiliki Meeting Room.

Adapun fasilitas yang disediakan oleh hotel ini seperti : Restaurant, Internet, Parkir, Pusat Kebugaran, Kolam renang dll.

Desa Pariangan

Desa Pariangan

Desa Wisata Nagari Tuo Pariangan merupakan sebuah desa indah yang berada di lereng Gunung Marapi, sebuah gunung aktif yang ada di dataran tinggi Provinsi Sumatera Barat.  Letak geografis ini juga memberikan anugerah alam yang elok dan subur bagi desa wisata Pariangan dimana sawah berjenjang memanjakan mata di lereng Gunung Marapi hingga lembah lembah yang ada dibawahnya bahkan hingga ke Danau Singkarak. 

 

Nagari Pariangan atau disebut juga Nagari Tuo Pariangan menjadi desa paling tua sehingga disebut sebagai cikal bakal rakyat Minangkabau. Sistem pemerintahan khas masyarakat Minangkabau yang terkenal dengan sebutan Nagari berasal dari daerah ini. 

 

Pariangan merupakan desa yang istimewa. Pariwisata di Nagari Tuo Pariangan mulai berkembang pesat dengan adanya publikasi dari Travel Budget USA pada Tahun 2012 yang dinobatkan Pariangan sebagai salah satu desa terindah di dunia. 

 

Desa Wisata Pariangan bisa ditempuh lewat jalur darat dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak tempuh yang dibutuhkan untuk ke lokasi ini kurang lebih 90 menit dari Bandara Internasional Minangkabau, 2 Jam dari Kota Padang, 90 Menit dari Kota Bukittinggi dan 90 menit dari Kota Payakumbuh.

Lukah Gilo

Lukah Gilo

Lukah Gilo merupakan Kesenian Tradisional dari Suku Minangkabau yang tinggal di Sumatera Barat. Kesenian ini mirip dengan jailangkung yang dikenal oleh seorang pawang. Lukah Gilo berasal dari bahasa Minangkabau, dimana lukah berarti alat tangkap ikan yang terbuat dari anyaman rotan dan gilo berarti gila. Dengan demikian lukah gilo dapat diartikan sebagai alat tangkap ikan yang terbuat dari rotan dan dapat bergerak kemana mana layaknya orang gila.

 

Pertunjukan ini biasanya di dilaksanakan pada malam hari. Malam yang dianggap waktu yang tepat untuk memanggil roh yang akan dimasukkan ke dalam lukah. Pertunjukan di pimpin oleh seorang pawang atau dukun. Dalam permainan boneka bernuansa magis ini, lukah bisa menjadi gilo atau gila karena dapat bergerak liar setelah dimantrai. Mirip dengan jailangkung yang dikendalikan seorang dukun. 

 

Lukah Gilo biasanya dimainkan dalam upacara pengangkatan penghulu, Perhelatan Nagari dan upacara pernikahan. Permainan rakyat ini kemudian menginspirasi lahirnya sebuah garapan tari lukah gilo. Tari Lukah Gilo di pentaskan oleh laki laki dan perempuan. Jumlah penari tidak ditentukan. Mengingat tarian ini dibawakan sesuai dengan besar kecilnya panggung. 

 

Sebagai seni kreasi baru, tari lukah gilo juga di kembangkan para penggiat seni dan sanggar tari. Penggarapannya tergantung ide dan kreativitas koreografernya. Baik dari sisi penambahan musik, pemilihan kostum, maupun gerakan tari. Hal ini dilakukan agar kesenian tradisi ini tidak hilang ditelan zaman.