Drs Moh Hatta

Drs Moh Hatta

Drs. Mohammad Hatta, atau yang akrab disapa Bung Hatta, adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah perjuangan Indonesia. Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 12 Agustus 1902, Bung Hatta dikenal sebagai proklamator kemerdekaan bersama Ir. Soekarno dan juga Wakil Presiden pertama Republik Indonesia.

Bung Hatta berasal dari keluarga terpandang Minangkabau. Ayahnya, Muhammad Djamil, meninggal saat Hatta masih kecil, sehingga ia dibesarkan oleh ibunya, Siti Saleha. Pendidikan awalnya ditempuh di ELS (Europeesche Lagere School) di Bukittinggi, kemudian dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Padang. Keseriusan dalam pendidikan membawa Hatta melanjutkan studi ke Handels Hogeschool di Rotterdam, Belanda, pada tahun 1921. Di Belanda, selain menuntut ilmu, Hatta juga aktif dalam pergerakan nasional dengan menjadi ketua Perhimpunan Indonesia, organisasi mahasiswa yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di kancah internasional.

Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1932, Bung Hatta langsung terlibat dalam perjuangan politik. Bersama Sutan Sjahrir, ia mendirikan Partai Pendidikan Nasional Indonesia (PPNI) yang fokus pada pendidikan politik untuk rakyat. Akibat aktivitas politiknya, Bung Hatta beberapa kali ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda. Namun, tekanan itu tidak menghentikan perjuangannya.

Pada 17 Agustus 1945, Bung Hatta bersama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sebagai salah satu proklamator, perannya sangat penting dalam mempersiapkan momen bersejarah tersebut. Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Dalam pemerintahan, Bung Hatta dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan tegas dalam memegang prinsip. Ia menjadi penyeimbang dalam dinamika politik di masa awal kemerdekaan.

Selain berjuang di bidang politik, Bung Hatta juga berkontribusi besar dalam membangun ekonomi Indonesia. Ia sangat mendukung sistem koperasi sebagai alat untuk menciptakan pemerataan ekonomi dan keadilan sosial. Karena itu, ia mendapat gelar Bapak Koperasi Indonesia. Bung Hatta selalu menunjukkan kesederhanaan dalam kehidupannya, meskipun menduduki posisi penting di pemerintahan. Pada tahun 1945, ia menikahi Rahat Hatta, dan dari pernikahan ini mereka dikaruniai tiga anak perempuan.

Bung Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Jakarta dan dimakamkan di Tanah Kusir. Hingga kini, ia dikenang sebagai negarawan yang jujur, pemimpin yang sederhana, dan intelektual yang berintegritas. Rumah kelahirannya di Bukittinggi kini dijadikan museum yang menyimpan berbagai benda peninggalannya, seperti buku, dokumen, dan foto-foto, yang menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Drs. Mohammad Hatta meninggalkan warisan berharga berupa nilai-nilai perjuangan, keadilan, dan pengabdian kepada bangsa. Ia adalah contoh nyata seorang pemimpin yang mementingkan kepentingan rakyat di atas segalanya.

Pesantren Thawalib Padang Panjang

Pesantren Thawalib Padang Panjang

Pesantren Thawalib adalah pondok pesatren yang ada di Kota Padang Panjang. Cikal bakal Perguruan ini berawal dari pengajian berbasis halaqah di Surau Jembatan Besi, yang sudah ada sebelum 1900. Pengajian ini awalnya dipimpin oleh Syekh Abdullah Ahmad. Pada 1911, Abdullah Ahmad digantikan oleh DR. H. Abdul Karim Amrullah, seorang ulama besar yang baru pulang belajar dari Mekah yang dikenal dengan sebutan Inyiak Rasul, dan ia merupakan ayah dari Buya Hamka. Ia mengubah sistem belajar dari halaqah menjadi klasikal. Pada 1926 di bawah pimpinan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, dibangun lokal belajar di Jalan Lubuk Mata Kucing (Kampus Thawalib Putra sekarang).

Sejak 1959, Perguruan Thawalib dipimpin oleh H. Mawardi Muhammad. Pada 1974, membuka Perguruan Tinggi Fakultas Dakwah dan Publisistik, Fakultas Syari’ah Wal Qanun bersama dengan Prof. DR. KH. Zainal Abidin Ahmad (Alumni Thawalib ). Setelah itu, Perguruan Thawalib dipimpin oleh murid-murid H. Mawardy Muhammad, yakni Drs. H. Abbas Arief, H. Djawarnis, Lc., Prof. DR. Sirajuddin Zar (mantan Rektor IAIN Imam Bonjol), Prof. DR. H. Tamrin Kamal, MS, dan Firdaus Tamin, BA.

Pada 1989, Perguruan Thawalib menerima siswi khusus putri, tempat belajar dan asramanya terpisah dari Thawalib Putra. Pada 2002, Thawalib menambah lagi jenjang pendidikan, yaitu dengan mendirikan Taman Kanak-Kanak Al Quran (TKA), yang kemudian dilanjutkan membuka Madrasah Ibtidaiyah Unggul Terpadu (MIUT) pada tahun 2004.

Perguruan Thawalib berlokasi di Jalan Abdul Hamid Hakim No. 12, Pasar Usang, Padang Panjang Barat, Kec. Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Institut Seni Indonesia Padang Panjang ( ISI ) adalah perguruan tinggi negeri yang terletak di kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Berdirinya ISI Padang panjang berdasarkan UUD 1945 pasal 32 beserta penjelasannya. Berdasarkan hal tersebut dan mengingat potensi yang ada di Sumatera Barat timbul gagasan dari pemuka masyarakat dan para seniman Sumatera Barat untuk menghidupkan serta mengembangkan kebudayaan khususnya masalah kesenian dengan mendirikan KOKAR A dan B, kokar A kemudian menjadi Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Padang Panjang dan pada  tanggal 22 Desember 1965 berubah nama menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.

Dari tahun ke tahun perguruan tinggi seni ini terus berkompetisi dalam memperoleh lapangan kerja bagi lulusannya. Seiring dengan itu, ISI Padang Panjang bertugas menggali, membina dan mengembangkan seni budaya rumpun Melayu. 

ISI Padang Panjang juga ada di Yogyakarta. Institut seni ini juga diminati oleh mahasiswa dari luar negeri seperti Amerika, Eropa, Asia, dan Asean. ISI Padang Panjang sekarang  memiliki 6 jurusan yaitu: Seni Pertunjukan, Seni Rupa dan Desain, Kriya Seni, Pariwisata, Seni Murni, dan Desain Mode

Institut Seni Indonesia ( ISI ) beralamat di Jl. Bahder Johan, Guguk Malintang, Kec. Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. 

Syaikhah Rahmah El Yunusiyah

Syaikhah Rahmah El Yunusiyah

Rahmah El Yunusiyah adalah seorang reformator pendidikan Islam dan pejuang Kemerdekaan Indonesia dari 26 Oktober 1900 – 26 Februari 1969. Ia merupakan pendiri Diniyah Putri, perguruan yang saat ini meliputi taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Saat Revolusi Nasional Indonesia, ia memelopori pembentukan unit perbekalan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padang Panjang serta menjamin seluruh perbekalan dan membantu pengadaan alat senjata mereka.

Rahmah sempat belajar di Diniyah School yang dipimpin oleh saudaranya, Zainuddin Labay El Yunusy. Tidak puas dengan sistem edukasi yang mencampurkan pelajar putra dan putri dalam satu kelas, Rahmah secara inisiatif menemui beberapa ulama Minangkabau untuk mendalami agama, hal tidak lazim bagi seorang perempuan pada awal abad ke-20 di Minangkabau. Selain itu, ia mempelajari berbagai ilmu praktis secara privat yang kelak ia ajarkan kepada muridnya. Dengan dukungan Zainuddin Labay El Yunusy, ia merintis Diniyah Putri pada 1 November 1923 yang tercatat sebagai sekolah agama Islam khusus perempuan pertama di Indonesia.

Keberadaan Diniyah Putri kelak menginspirasi Universitas Al-Azhar membuka Kulliyatul Banat, fakultas yang dikhususkan untuk perempuan. Dari Universitas Al-Azhar, Rahmah mendapat gelar kehormatan “Syekhah” yang belum pernah diberikan sebelumnya kepada perempuan manapun di dunia sewaktu ia berkunjung ke Mesir pada 1957, setelah dua tahun sebelumnya Imam Besar Al-Azhar Abdurrahman Taj berkunjung ke Diniyah Putri. Di Indonesia, pemerintah menganugerahkannya tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana secara anumerta pada 13 Agustus 2013.

Rahmah meninggal dalam usia 68 tahun dalam keadaan berwudhu hendak shalat Magrib pada 26 Februari 1969. Jenazahnya dimakamkan di pekuburan keluarga yang terletak di samping rumahnya. Setelah Rahmah wafat, kepimpinan Diniyah Putri dilanjutkan oleh Isnaniah Saleh sampai 1990. Saat ini, Diniyah Putri dipimpin oleh Fauziah Fauzan sejak September 2006 dan telah memiliki jenjang pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi.

Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau

Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau

Salah satu museum yang terkenal di Sumatera Barat adalah Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau atau disingkat PDIKM. Museum PDIKM terletak di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Museum ini dapat diakses dari jalur utama Padang – Bukittinggi, Berjarak sekitar lebih kurang dua kilometer dari pusat kota Padang Panjang. Museum ini berisikan berbagai macam informasi dan koleksi mengenai kebudayaan Minangkabau baik berupa dokumentasi audio maupun visual.

Latar pendirian PDIKM salah satunya adalah adanya asumsi bahwa masyarakat Minangkabau tidak memiliki bukti-bukti sejarah tertulis yang baik, karena orang Minang terbiasa dengan budaya yang diturunkan secara turun temurun. Kenyataannya dokumentasi tentang Minangkabau lebih banyak ditemui diluar Minangkabau, misalnya di Museum Nasional Indonesia, Jakarta atau Museum Laiden, Belanda.

Untuk melestarikan dan mendekatkan dokumen tentang kebudayaan Minangkabau dengan orang Minangkabau itu sendiri, Bustanil Arifin, mantan Menteri Koperasi Republik Indonesia pada masa orde baru, berinisiatif untuk mendirikan sebuah lembaga non-profit berupa wadah untuk menghimpun berbagai dokumen dan informasi tentang kebudayaan Minangkabau. Abdul Hamid, yang hampir sepanjang hidupnya pengabdi pendidikan di Sumatera Barat, diminta untuk menjajaki didirikannya lembaga ini, dan kemudian pada tanggal 8 Januari 1988 didirikanlah Yayasan Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (YDIKM).

Untuk pencapaian tujuannya, YDIKM mendirikan sebuah wadah yang diberi nama Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM). PDIKM sendiri bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kebudayaan Minangkabau dan mengumpulkan berbagai macam literatur dan dokumen audio visual, seperti merekam berbagai peristiwa adat dalam bentuk film dan video, merekam lagu-lagu tradisional, hingga membuat duplikat alat-alat musik tradisional.

Pada tanggal 8 Agustus 1988 dilakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan PDIKM di Padang Sarai, Kelurahan Silaing Bawah. Arsitekturnya mengikuti bentuk Rumah Gadang, dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 19 Desember 1990. Sejak itu telah terkumpul 3000 lebih dokumen lama tentang Minangkabau baik dalam bentuk reproduksi buku, naskah, kliping koran, foto maupun mikrofilm kebanyakan terbitan sebelum tahun 1945, sebagian diantaranya masih berbahasa Belanda, dan Arab Melayu.

Untuk memperdalam akses pengunjung terhadap isi dokumen yang dimiliki, PDIKM telah dilakukan upaya penerjemahan atas naskah-naskah lama yang sebagian besar berbahasa Belanda dan Arab Melayu. Sebagai upaya komunikasi dan ajang pengayaan informasi diterbitkan Buletin Triwulan Simandarang dengan Oplah 1000 eksemplar yang didistribusikan pada perguruan tinggi, peneliti, dan intelektual dalam dan luar negeri.

Seiring perjalanan waktu, atas kesepakatan Yayasan Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau dengan pemerintah Kota Padang Panjang maka pengelolaan PDIKM dialihkan dari YDIKM kepada Pemerintah Kota Padang Panjang dalam hal ini Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata. Hal ini untuk menjamin pengelolaan yang lebih baik. Dokumen perubahan status pengelolaan ini ditandatangani pada bulan Oktober 2006 antara walikota Padang Panjang dan Anas Nafis mewakili YDIKM.

Sekarang museum PDIKM dijadikan objek wisata prioritas Kota Padang Panjang, yang mana setiap tahunnya dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara khususnya wisatawan dari Malaisya. Banyak hal menarik yang dapat dilakukan wisatawan jika berkunjung ke museum PDIKM dimana wisatawan dapat mengenal lebih dekat seputar Kebudayaan Minangkabau, serta dapat menyewa pakaian adat Minangkabau.

Masjid Bayur

Masjid Bayur

Masjid Raya Bayur adalah salah satu masjid bersejarah yang terletak di Nagari Bayur, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Berdiri megah di tepi Danau Maninjau, masjid ini menawarkan pemandangan alam yang memukau, menjadikannya destinasi wisata religi yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Lokasinya yang strategis, dekat dengan jalan raya penghubung Lubuk Basung dan Bukittinggi, memudahkan akses bagi para pengunjung. 

Dibangun pada awal abad ke-20, Masjid Raya Bayur merupakan hasil prakarsa Syekh Muhammad Salim al-Khalidi Bayur bersama tokoh masyarakat setempat. Peletakan batu pertama dilakukan pada 19 Dzulhijjah 1322 H (sekitar tahun 1905). Seiring berjalannya waktu, masjid ini mengalami renovasi pada awal tahun 2000 untuk memperbaiki kondisi bangunan dan lingkungannya. ​

Keunikan arsitektur Masjid Raya Bayur terletak pada perpaduan gaya tradisional Minangkabau dan pengaruh Thailand. Atap masjid berbentuk gonjong khas rumah gadang dengan tiga tingkatan, sementara menara-menara kecil di keempat sudutnya menyerupai pagoda. Interior masjid dihiasi ukiran kayu berwarna gelap dan pilar-pilar yang dicat dengan warna lembut, menciptakan suasana yang khusyuk bagi para jamaah. ​

Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, Masjid Raya Bayur juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti tempat wudhu, area parkir, dan taman yang asri. Di bagian belakang masjid terdapat kolam ikan yang menambah keindahan dan ketenangan suasana. Kombinasi antara nilai sejarah, keindahan arsitektur, dan panorama alam sekitar menjadikan Masjid Raya Bayur sebagai simbol harmonisasi budaya dan religi di Sumatera Barat.

Pacu Kuda

Pacu Kuda

Pacu Kuda adalah salah satu olahraga yang mangutamakan keterampilan dalam menunggang Kuda. selain mengutamakan ketrampilan Penunggang kuda atau joki juga Bisa mengarahkan kudan ke rintangan atau yang harus di lalui. Pacu Kuda ini juga sudah menjadi acara tradisional di Sumatera Barat. Pacu Kuda ini di adakan sekali setahum di setiap Daerah yang ada  di Sumatera Barat.

Alat-alat yang harus di sediakan pada saat Pacu kuda adalah Tali, Pelana, Sanggurdi, Cambuk, dll.

Visit Pacu kuda

Don't miss this amazing opportunity to enjoy our services!

4D3N Paket Tour Bukittinggi

4D3N Paket Tour Bukittinggi

4D3N BUKITTINGGI TOUR

RP 2.445.000

MIN 10 PAX

DAY 01 : Airport – Bukittinggi ( L,D )

  • Tiba di Bandara Internasional Minangkabau, anda akan dijemput oleh perwakilan kami. 
  • Menuju Bukittinggi via Lembah Anai.
  • Singgah di Air Terjun Lembah Anai yang diyakini bisa membuat awet muda. 
  • Kemudian mengunjungi Minangkabau Village yang merupakan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau. 
  • Mengunjungi Pusat Kerajinan Kulit di Outlet Minangkayo 
  • Makan siang di Pondok Baselo Baramas / Sate Mak Syukur.
  • Kemudian singgah di tempat oleh oleh Kain Sulaman Putri Minang.
  • Mengunjungi Sentral Rendang Uni Adek untuk melihat proses pembuatan Rendang khas Minang.
  • Tiba di Bukittinggi makan malam di ( Sederhana Restaurant, Kawali Resto, CK Center Cafe
  • Check in Hotel dan Istirahat.

DAY 02 : Payakumbuh – Minangkabau Tour ( B, L, D ) 

  • Setelah sarapan pagi di hotel.
  • Singgah di pusat oleh-oleh Sanjai Ummi Aufa Hakim untuk melihat proses pembuatan Sanjai khas Bukittinggi.
  • Selanjutnya menuju Lembah Harau dan Kelok 9.
  • Menuju Batusangkar Via Tabek Patah.
  • Singgah di Home Industri Kiniko yang terkenal dengan Pisang Salai dan Minuman Kawa Daun.
  • Makan siang di Pondok Flora Restoran
  • Mengunjungi Istano Basa Pagaruyuang yang merupakan pusat pemerintahan Minangkabau pada masa dahulunya.
  • Menuju Desa terindah di dunia Desa Pariangan
  • Menuju Bukittinggi melewati Padang Panjang dan berhenti di Koto Baru untuk menikmati Bika Talago
  • Tiba di Bukittinggi makan malam di ( Sederhana Restaurant, Kawali Resto, CK Center Cafe )
  • Kembali ke hotel dan istirahat

 

DAY 03 : Bukittinggi – Maninjau – Padang ( B, L, D )

 

  • Setelah sarapan pagi dan check out hotel
  • City Tour Bukittinggi dengan mengunjungi : Panorama Baru, Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta, Jam Gadang.
  • Kemudian menuju Desa Koto Gadang yang terkenal dengan kerajinan perak khas Sumatera Barat.
  • Makan Siang di Eni Restaurant
  • Dilanjutkan menuju Kenagarian Lawang untuk melihat pembuatan Gula tebu yang masih alami
  • Menuju Puncak Relay untuk melihat keindahan Danau Maninjau dari Ketinggian.
  • Singgah di Museum Buya Hamka
  • Menuju Kota Padang
  • Makan malam di Lamun Ombak / Ikan Bakar Khatib/ Sederhana Restaurant
  • Check in hotel dan istirahat.

DAY 04 : Padang – Airport ( B, L )

  • Setelah sarapan pagi dan check out hotel.
  • City Tour dengan mengunjungi Masjid Raya Sumatera Barat, Kota Lama Padang, Perkampungan Cina, Jembatan Siti Nurbaya, dan Pantai Padang.
  • Makan Siang Pasia Piaman Restoran
  • Menuju Bandara Internasional Minangkabau, tour berakhir. Sampai jumpa pada tour berikutnya ☺

Harga Sudah Termasuk

  • Transportasi AC
  • Akomodasi
  • Makan Siang
  • Tiket masuk ke Objek wisata
  • Mineral water dan parkir.
  • Souvenir

Harga Tidak Termasuk

  • Tips untuk pemandu/sopir
  • Jus/ Minuman di lokal restaurant
  • Tiket pesawat/ Airport tax/ porter di Bandara
  • Tambahan biaya untuk Idul Fitri, natal, & tahun baru
ONE DAY TOUR MEMBATIK

ONE DAY TOUR MEMBATIK

Paket Membatik Khas Padang
Rp. 150.000/ Pax

Workshop membatik bagi warga Bukittinggi – Padang Panjang dan Batusangkar yang ingin mendalami proses pembuatan batik. Melalui workshop ini, peserta akan merasakan langsung proses unik pembuatan batik dengan durasi kurang lebih 3 jam.

Fasilitas : 

  • Pengajar
  • Materi singkat pengetahuan tentang batik
  • Praktek membatik ( membuat pola, menyanting hingga pewarnaan dengan metode colet )
  • Peralatan membatik ( Canting, wajan, kompor dll )
  • Bahan-bahan membatik
  • Sertifikat
  • Durasi 3 jam

Visit Membatik Khas Padang

Don't miss this amazing opportunity to enjoy our Hotel services!

RUMAH KELAHIRAN BUNG HATTA

RUMAH KELAHIRAN BUNG HATTA

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta terletak di Bukittinggi, Sumatera Barat, dan menjadi salah satu situs sejarah yang penting di Indonesia. Museum ini adalah rumah masa kecil Drs. Mohammad Hatta, yang dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Rumah ini, yang kini diubah menjadi museum, menyimpan jejak kehidupan dan perjuangan Bung Hatta dalam meraih kemerdekaan untuk bangsa Indonesia.

Bung Hatta lahir di rumah ini pada 12 Agustus 1902. Sejak kecil, beliau telah menunjukkan kecintaan terhadap pendidikan dan kemajuan bangsa, yang kemudian membawanya menjadi salah satu tokoh utama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Rumah kelahiran ini memiliki nilai historis yang mendalam, karena tempat ini menjadi saksi awal perjalanan hidup Bung Hatta, seorang negarawan, pemimpin, dan tokoh intelektual yang berperan besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Museum ini memiliki berbagai koleksi bersejarah yang menggambarkan kehidupan Bung Hatta. Beberapa di antaranya adalah perabot rumah tangga yang digunakan oleh keluarga Bung Hatta, buku-buku koleksi beliau, serta foto-foto yang menggambarkan perjalanan hidupnya, dan foto keluarganya. Koleksi tersebut tidak hanya menggambarkan masa kecilnya, tetapi juga menyimpan kisah perjuangan Bung Hatta dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. 

Meskipun telah mengalami beberapa renovasi untuk menjadikannya museum, banyak bagian rumah yang tetap mempertahankan desain asli, memberikan pengunjung gambaran tentang bagaimana kehidupan di rumah tersebut pada masa kecil Bung Hatta. Selain itu objek wisata ini ramai dikunjungi oleh pengunjung pelajar, mahasiswa, hingga wisatawan internasional. 

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta tidak hanya menjadi tempat untuk mengenang perjuangannya, tetapi juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi generasi muda. Pengunjung, khususnya pelajar, dapat belajar tentang perjalanan hidup Bung Hatta, prinsip-prinsip perjuangannya, serta nilai-nilai yang beliau tanamkan dalam membangun bangsa Indonesia.

Selain menjadi tempat bersejarah, museum ini juga sering dijadikan tujuan wisata bagi mereka yang ingin mengetahui lebih dalam tentang tokoh besar Indonesia ini. Untuk biaya masuk tidak ditentukan, cukup bayar seikhlasnya. Museum ini juga menyediakan Pemandu Lokal yang akan memandu anda untuk mengetahui lebih lanjut tentang pahlawan kita. Dengan berbagai koleksi yang dipamerkan dan informasi yang dapat dipelajari, museum ini menjadi pengingat akan dedikasi Bung Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun Indonesia yang lebih baik. Museum ini buka dari jam 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. 

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta adalah simbol dari semangat perjuangan dan pengabdian yang tidak hanya untuk negara, tetapi juga untuk rakyat Indonesia. Melalui museum ini, pengunjung dapat merasakan sejarah yang hidup dan memahami lebih dalam tentang peran Bung Hatta dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta berlokasi Jl Soekarno Hatta No 37, Campago Ipuh, Kec. Mandiangan Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.