Sawahlunto adalah sebuah kota yang terletak di bagian timur Provinsi Sumatera Barat dan dikenal luas sebagai kota tambang bersejarah. Kota ini mulai berkembang sejak akhir abad ke-19 ketika pemerintah kolonial Belanda menemukan cadangan batubara di kawasan tersebut. Sejak saat itu, Sawahlunto tumbuh menjadi pusat pertambangan batubara terbesar di Hindia Belanda. Infrastruktur kota seperti jalur kereta api, gudang logistik, dan permukiman pekerja dibangun untuk mendukung aktivitas tambang. Hingga kini, nuansa masa lalu tersebut masih terasa kuat melalui bangunan-bangunan kolonial yang masih berdiri kokoh dan menjadi daya tarik wisata sejarah.
Secara geografis, Sawahlunto dikelilingi oleh perbukitan Bukit Barisan dan berada pada ketinggian antara 150 hingga 650 meter di atas permukaan laut. Kota ini memiliki topografi berbukit dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang indah. Sawahlunto berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanah Datar di utara dan barat, Kabupaten Solok di selatan, serta Kabupaten Sijunjung di timur. Penduduk kota ini berjumlah lebih dari 60 ribu jiwa, mayoritas berasal dari etnis Minangkabau. Namun, keberagaman etnis juga hadir sebagai warisan dari masa lalu ketika para pekerja tambang didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Batak, dan Mandailing.
Sawahlunto kini berkembang sebagai kota wisata sejarah yang menawarkan berbagai destinasi menarik. Beberapa objek wisata yang populer di kota ini antara lain Museum Goedang Ransoem, Museum Kereta Api Sawahlunto, Lubang Tambang Mbah Soero, dan Kawasan Kota Tua Sawahlunto. Selain itu, wisata alam juga tersedia seperti Puncak Cemara, Puncak Polan, Kawasan Wisata Kandi, dan Taman Satwa Kandi. Tak ketinggalan, terdapat juga Silo Ombilin dan Waterboom Sawahlunto sebagai pilihan rekreasi keluarga. Keistimewaan kota ini semakin diakui dunia sejak kawasan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 2019.