Kabupaten Sawahlunto

Kabupaten Sawahlunto

Sawahlunto adalah sebuah kota yang terletak di bagian timur Provinsi Sumatera Barat dan dikenal luas sebagai kota tambang bersejarah. Kota ini mulai berkembang sejak akhir abad ke-19 ketika pemerintah kolonial Belanda menemukan cadangan batubara di kawasan tersebut. Sejak saat itu, Sawahlunto tumbuh menjadi pusat pertambangan batubara terbesar di Hindia Belanda. Infrastruktur kota seperti jalur kereta api, gudang logistik, dan permukiman pekerja dibangun untuk mendukung aktivitas tambang. Hingga kini, nuansa masa lalu tersebut masih terasa kuat melalui bangunan-bangunan kolonial yang masih berdiri kokoh dan menjadi daya tarik wisata sejarah.

Secara geografis, Sawahlunto dikelilingi oleh perbukitan Bukit Barisan dan berada pada ketinggian antara 150 hingga 650 meter di atas permukaan laut. Kota ini memiliki topografi berbukit dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang indah. Sawahlunto berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanah Datar di utara dan barat, Kabupaten Solok di selatan, serta Kabupaten Sijunjung di timur. Penduduk kota ini berjumlah lebih dari 60 ribu jiwa, mayoritas berasal dari etnis Minangkabau. Namun, keberagaman etnis juga hadir sebagai warisan dari masa lalu ketika para pekerja tambang didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Batak, dan Mandailing.

Sawahlunto kini berkembang sebagai kota wisata sejarah yang menawarkan berbagai destinasi menarik. Beberapa objek wisata yang populer di kota ini antara lain Museum Goedang Ransoem, Museum Kereta Api Sawahlunto, Lubang Tambang Mbah Soero, dan Kawasan Kota Tua Sawahlunto. Selain itu, wisata alam juga tersedia seperti Puncak Cemara, Puncak Polan, Kawasan Wisata Kandi, dan Taman Satwa Kandi. Tak ketinggalan, terdapat juga Silo Ombilin dan Waterboom Sawahlunto sebagai pilihan rekreasi keluarga. Keistimewaan kota ini semakin diakui dunia sejak kawasan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 2019.

Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar, yang dikenal juga dengan sebutan “Luhak Nan Tuo,” merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat dengan ibu kota Batusangkar. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 1.336 km² dan terdiri dari 14 kecamatan, 75 nagari, serta 395 jorong.​ Kabupaten merupakan asal usul peradaban Suku Minangkabau dan dinamakan Luhak Tanah Datar karena tidak banyak tanah yang datar di wilayah ini.

Secara geografis, Tanah Datar berbatasan dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota di utara, Kota Sawahlunto dan Kabupaten Solok di selatan, Kabupaten Padang Pariaman di barat, serta Kabupaten Sijunjung di timur. Wilayah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan yang subur, menjadikannya daerah agraris yang mendukung sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat.​

Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar, jumlah penduduk pada tahun 2023 mencapai sekitar 373.693 jiwa. Mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian, termasuk tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

Sebagai pusat kebudayaan Minangkabau, Batusangkar menawarkan berbagai objek wisata yang menarik. Salah satunya adalah Istano Basa Pagaruyung, replika istana kerajaan Minangkabau yang menjadi ikon budaya dan sejarah. Selain itu, terdapat Batu Basurek, batu nisan bersejarah dengan aksara kuno, serta Bukit Aua Sarumpun yang menawarkan panorama alam yang indah. Air Terjun Lembah Anai juga menjadi destinasi favorit dengan keindahan alamnya yang memukau.

Kabupaten Tanah Datar juga kaya akan tradisi budaya. Salah satunya adalah Pacu Jawi, perlombaan tradisional yang menampilkan sepasang sapi berlari di sawah berlumpur, biasanya diadakan di kecamatan Pariangan, Rambatan, Lima Kaum, dan Sungai Tarab. Tari Satampang Baniah merupakan tarian tradisional yang menggambarkan ungkapan rasa syukur atas hasil panen. Sementara itu, Salawat Dulang adalah tradisi bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan iringan irama dari dulang atau baki dari kuningan, yang menjadi bagian penting dalam kehidupan spiritual masyarakat setempat.

Dengan kekayaan alam dan budayanya, Kabupaten Tanah Datar menawarkan pengalaman wisata yang memadukan keindahan alam, sejarah, dan tradisi budaya yang masih lestari hingga kini.

Kabupaten Agam

Kabupaten Agam

Kabupaten Agam adalah salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, dengan ibu kota di Lubuk Basung. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 2.053,70 km² dan berbatasan dengan Kabupaten Lima Puluh Kota di utara, Kabupaten Tanah Datar di timur, Kota Bukittinggi di selatan, serta Samudra Indonesia di barat.

Secara topografis, Kabupaten Agam didominasi oleh daerah pegunungan dan perbukitan, seperti Gunung Marapi dan Gunung Singgalang, yang membuat wilayah ini memiliki pemandangan alam yang indah dan tanah yang subur, cocok untuk pertanian dan pariwisata. Wilayah ini juga memiliki dataran tinggi yang luas, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk pertanian padi, kopi, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

Kabupaten Agam dihuni oleh sekitar 700.000 jiwa, dengan mayoritas penduduk berasal dari suku Minangkabau yang menganut sistem matrilineal. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, pedagang, dan peternak. Kabupaten Agam juga terkenal dengan kekayaan budaya Minangkabau yang kental, yang tercermin dalam adat istiadat, rumah adat, serta kehidupan sosial masyarakatnya.

Kabupaten Agam memiliki berbagai objek wisata yang menarik, di antaranya Danau Maninjau, Puncak Lawang, Ngarai Sianok, Air Terjun Tangai, dan Pantai Air Bangis. Objek-objek wisata ini menawarkan keindahan alam yang memukau dan merupakan destinasi populer bagi wisatawan yang ingin menikmati pesona alam Sumatera Barat.

Kota Padang

Kota Padang

Padang, ibu kota Provinsi Sumatera Barat, adalah sebuah kota yang memikat hati dengan keindahan alam, budaya, dan kulinernya yang terkenal. Terletak di pesisir barat Pulau Sumatera, Padang menawarkan berbagai daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Padang dikelilingi oleh pesona alam yang menakjubkan. Pantai Air Manis, legenda Malin Kundang, Pantai Padang dan Pantai Nirwana menawarkan pemandangan matahari terbenam yang indah.

Mayoritas penduduk Kota Padang menganut agama Islam, meskipun mayoritas beragama Islam, Kota Padang juga dihuni oleh pemeluk agama lain, seperti Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Kota Padang berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Pesisir Selatan dan Samudra Hindia.

Tak jauh dari kota, Anda bisa menjelajahi Bukit Nobita untuk menikmati panorama kota dari ketinggian. Sementara itu, Pulau Pasumpahan dan Pulau Sikuai yang berada di sekitar Padang menawarkan pengalaman snorkeling dan keindahan bawah laut yang memukau. 

Padang dikenal sebagai surga kuliner, terutama dengan hidangan rendang yang telah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia. Selain rendang, Anda bisa menikmati gulai tunjang, dendeng balado, sate Padang, dan berbagai jenis lauk yang disajikan di rumah makan Padang. Setiap gigitan menggambarkan kekayaan rasa dan rempah khas Sumatera Barat.

Padang memiliki banyak situs budaya dan sejarah yang menarik. Kawasan Kota Tua Padang menyimpan bangunan kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh. Masjid Raya Sumatera Barat adalah ikon modern kota ini dengan arsitektur unik berbentuk rumah gadang, Selain itu, Museum Adityawarman menjadi tempat yang tepat untuk mempelajari sejarah dan budaya Minangkabau.

Padang mudah dijangkau melalui Bandara Internasional Minangkabau yang melayani penerbangan domestik dan internasional. Kota ini juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti hotel, restoran, dan transportasi yang memadai untuk menunjang perjalanan wisata Anda.

Pasa Ibuah

Pasa Ibuah

Pasa Ibuah adalah salah satu pasar tradisional yang memiliki daya tarik tersendiri. Pasar ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat, tetapi juga merupakan cerminan budaya lokal yang kental. Pasa Ibuah sudah ada sejak lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Payakumbuh. Terletak di kawasan strategis, pasar ini mudah diakses oleh penduduk setempat maupun wisatawan yang ingin merasakan suasana pasar tradisional Minangkabau.

Pasa Ibuah memiliki keunikan seperti: Produk Lokal yang Beragam, Interaksi Sosial, dan  Arsitektur Tradisional, Pasa Ibuah dikenal dengan hasil bumi yang segar, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah. Tak hanya itu, Anda juga dapat menemukan makanan khas Minangkabau seperti lamang, kue-kue tradisional, dan bumbu racikan asli daerah ini.

Salah satu hal yang membuat Pasa Ibuah istimewa adalah suasana kekeluargaan dan keramahan para pedagang. Dan juga ada beberapa bagian pasar ini masih mempertahankan nuansa tradisional dengan elemen bangunan khas Minangkabau, seperti atap gonjong.

Pasa Ibuah bukan hanya tempat berbelanja, tetapi juga ruang untuk menyelami budaya Minangkabau yang kaya. Pasar ini menjadi simbol kehidupan masyarakat yang penuh warna dan keberagaman. Jadi, jika Anda berkunjung ke Payakumbuh, sempatkan waktu untuk menjelajahi pesona Pasa Ibuah. Pasa ibuah terletak di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Negeri Seribu Menhir

Negeri Seribu Menhir

Negeri Seribu Menhir adalah batu tegak yang didirikan oleh manusia pada zaman prasejarah sebagai simbol penghormatan kepada leluhur, penanda wilayah, atau elemen upacara keagamaan. Di Negeri Seribu Menhir, batu-batu ini ditemukan dalam berbagai ukuran dan posisi, mulai dari yang berdiri tegak hingga yang terbaring. Keberadaan menhir-menhir ini mengindikasikan bahwa wilayah ini pernah menjadi pusat aktivitas sosial dan spiritual masyarakat kuno. 

Wisatawan yang berkunjung ke Negari Seribu Menhir akan disuguhi panorama alam yang asri serta pemandangan menhir yang memancing rasa ingin tahu. Pemandangan Alam yang Menakjubkan. Terletak di dataran tinggi, lokasi ini menawarkan udara sejuk dan lanskap indah yang dikelilingi perbukitan. Hal ini menjadikan Negeri Seribu Menhir sebagai destinasi yang cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati wisata sejarah sekaligus alam.

Bagi pecinta sejarah dan arkeologi, tempat ini memberikan kesempatan untuk mempelajari lebih dalam tentang kebudayaan prasejarah. Pemandu lokal biasanya akan menceritakan latar belakang situs ini, termasuk bagaimana menhir digunakan oleh masyarakat pada masa lalu.

Untuk mencapai Negari Seribu Menhir, wisatawan dapat menggunakan kendaraan roda dua atau empat. Dari pusat kota Payakumbuh, perjalanan ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit. Meski fasilitas di lokasi masih sederhana, suasana yang tenang dan alami menambah daya tarik tempat ini.

Negeri Seribu Menhir tidak hanya berfungsi sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai situs yang harus dilestarikan. Upaya pelestarian dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat sangat penting untuk menjaga keutuhan situs ini sebagai warisan budaya bangsa.

Negeri Seribu Menhir, sebuah destinasi wisata sejarah menjadi saksi bisu peradaban megalitikum yang pernah berkembang di tanah Minangkabau. Tempat ini menyimpan kekayaan arkeologi berupa ratusan batu menhir yang tersebar di area perbukitan di nagari ini .

Nagari Seribu Menhir berlokasi di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.

Payakumbuh

Payakumbuh

Kota Payakumbuh yang merupakan ibukota dari Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, dikenal dengan keindahan alam, budaya yang kaya, serta berbagai potensi wisata yang menarik. Berlokasi sekitar 120 km dari Kota Padang, kota ini menawarkan suasana yang sejuk dengan pemandangan perbukitan yang hijau untuk memanjakan mata. Payakumbuh dikelilingi oleh banyak objek wisata yang indah seperti Ngalau Indah, Goa alami, Lembah Harau dan masih banyak objek wisata lainnya.

Kota Payakumbuh memiliki luas wilayah sekitar 80,43 km² dengan lanskap yang bervariasi, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan. Kota Payakumbuh berbatasan langsung dengan Kabupaten Lima Puluh Kota di semua sisi. Secara geografis, kota ini dekat dengan Bukittinggi dan Batusangkar menjadikannya strategis sebagai jalur penghubung antar kota di Sumatera Barat.3g

Kota Payakumbuh memiliki topografi yang beragam karena berada di kawasan dataran tinggi Minangkabau. Kota ini terletak pada ketinggian antara 514 hingga 957 meter di atas permukaan laut. Secara umum, topografi Kota Payakumbuh dapat dibagi menjadi beberapa karakteristik utama yaitu, Dataran Rendah, Perbukitan, Sungai dan irigasi, dan Tanah yang Subur.

Mayoritas penduduk di Payakumbuh menganut agama Islam, yang juga mempengaruhi budaya dan kehidupan sosial masyarakatnya.Pekerjaan masyarakat meliputi pertanian, peternakan, perdagangan, industri makanan, kerajinan, jasa pariwisata, transportasi, serta pegawai negeri dan swasta. 

Kota Payakumbuh merupakan salah satu pusat budaya Minangkabau. Disana, pengunjung dapat menemukan rumah-rumah gadang tradisional yang menjadi simbol kekayaan budaya. Berbagai tradisi lokal, seperti seni tari, musik talempong, dan randai, masih dilestarikan hingga kini. Kota Payakumbuh juga terkenal dengan kelezatan kulinernya, seperti Galamai, Sate Danguang-Danguang, dan berbagai jenis makanan minang lainnya yang bisa memanjakan lidah.

Pusat Sulaman Basulam Indah

Pusat Sulaman Basulam Indah

Pusat Sulaman Basulam Indah merupakan pusat oleh oleh yang menjual kain hingga pakaian khas Minangkabau. Pusat Sulaman Basulam Indah merupakan tempat yang memadukan keindahan seni tradisional Minangkabau dengan kemajuan industri kerajinan lokal. Pusat oleh-oleh ini tidak hanya menawarkan basulam, yaitu sulaman tangan khas Minangkabau, tetapi juga berbagai produk tradisional lainnya yang mencerminkan kekayaan budaya daerah ini.

Salah satu daya tarik utama di Pusat Sulaman Basulam Indah adalah koleksi basulam, sulaman tangan yang sangat terkenal di Minangkabau. Dengan motif bunga, daun, dan pola geometris yang rumit, setiap helai basulam menggambarkan keindahan seni dan keterampilan tinggi para pengrajin lokal. Sulaman ini banyak digunakan pada pakaian adat Minangkabau, seperti baju kurung dan selendang, dan menjadi simbol keindahan dan tradisi masyarakat Minang.

Selain basulam, pusat oleh-oleh ini juga menawarkan berbagai produk kerajinan tangan khas Minangkabau yang tak kalah menarik. Di sini, pengunjung dapat menemukan kain songket tenunan asli Pandai Sikek, sebuah daerah yang terkenal dengan kualitas songketnya yang sangat halus dan indah. Kain songket ini memiliki corak yang memukau, dengan benang emas atau perak yang ditenun dengan cermat oleh para pengrajin Pandai Sikek.

Tak hanya itu, Pusat Sulaman Basulam Indah juga menjual berbagai souvenir khas Minangkabau, seperti miniatur rumah adat, patung ukiran, hingga berbagai produk berbahan bambu dan kayu yang merupakan ciri khas kerajinan tangan daerah ini. Salah satu produk menarik lainnya adalah tas bordir khas motif Minangkabau yang dihiasi dengan sulaman halus dan motif tradisional yang menggambarkan budaya lokal.

Untuk para pecinta batik, pusat oleh-oleh ini juga menyediakan kain batik, termasuk batik dengan corak khas Minangkabau yang sarat dengan simbol-simbol budaya. Kain batik Minangkabau memiliki warna-warna cerah dan pola yang mengandung makna dalam setiap goresannya. Tak ketinggalan, pengunjung juga dapat menemukan sarung dengan motif khas Minangkabau, yang cocok dijadikan oleh-oleh atau hadiah.

Salah satu hal yang membuat Pusat Sulaman Basulam Indah semakin menarik adalah bangunannya yang merupakan peninggalan Belanda asli. Dengan desain arsitektur khas kolonial, bangunan ini menambah kesan vintage yang memikat bagi pengunjung. Suasana klasik ini mengingatkan kita akan sejarah panjang Bukittinggi sebagai kota yang kaya akan budaya dan sejarah.

Pusat oleh-oleh ini bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga tempat untuk merasakan dan mempelajari budaya Minangkabau secara langsung. Setiap produk yang dijual di sini merupakan hasil karya pengrajin lokal yang dengan penuh cinta melestarikan tradisi dan keindahan kerajinan tangan Minangkabau.

Jika Anda berkunjung ke Bukittinggi, Pusat Sulaman Basulam Indah adalah tempat yang wajib untuk dikunjungi. Di sini, Anda dapat menemukan oleh-oleh yang tidak hanya unik dan cantik, tetapi juga sarat akan nilai budaya dan sejarah yang dapat membawa pulang kenangan indah tentang Minangkabau.

Pusat Sulaman Basulam Indah berlokasi di Jl Panorama no 38, Kayu Kubu, Kec Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. 

Drs Moh Hatta

Drs Moh Hatta

Drs. Mohammad Hatta, atau yang akrab disapa Bung Hatta, adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah perjuangan Indonesia. Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 12 Agustus 1902, Bung Hatta dikenal sebagai proklamator kemerdekaan bersama Ir. Soekarno dan juga Wakil Presiden pertama Republik Indonesia.

Bung Hatta berasal dari keluarga terpandang Minangkabau. Ayahnya, Muhammad Djamil, meninggal saat Hatta masih kecil, sehingga ia dibesarkan oleh ibunya, Siti Saleha. Pendidikan awalnya ditempuh di ELS (Europeesche Lagere School) di Bukittinggi, kemudian dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Padang. Keseriusan dalam pendidikan membawa Hatta melanjutkan studi ke Handels Hogeschool di Rotterdam, Belanda, pada tahun 1921. Di Belanda, selain menuntut ilmu, Hatta juga aktif dalam pergerakan nasional dengan menjadi ketua Perhimpunan Indonesia, organisasi mahasiswa yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di kancah internasional.

Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1932, Bung Hatta langsung terlibat dalam perjuangan politik. Bersama Sutan Sjahrir, ia mendirikan Partai Pendidikan Nasional Indonesia (PPNI) yang fokus pada pendidikan politik untuk rakyat. Akibat aktivitas politiknya, Bung Hatta beberapa kali ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda. Namun, tekanan itu tidak menghentikan perjuangannya.

Pada 17 Agustus 1945, Bung Hatta bersama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sebagai salah satu proklamator, perannya sangat penting dalam mempersiapkan momen bersejarah tersebut. Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Dalam pemerintahan, Bung Hatta dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan tegas dalam memegang prinsip. Ia menjadi penyeimbang dalam dinamika politik di masa awal kemerdekaan.

Selain berjuang di bidang politik, Bung Hatta juga berkontribusi besar dalam membangun ekonomi Indonesia. Ia sangat mendukung sistem koperasi sebagai alat untuk menciptakan pemerataan ekonomi dan keadilan sosial. Karena itu, ia mendapat gelar Bapak Koperasi Indonesia. Bung Hatta selalu menunjukkan kesederhanaan dalam kehidupannya, meskipun menduduki posisi penting di pemerintahan. Pada tahun 1945, ia menikahi Rahat Hatta, dan dari pernikahan ini mereka dikaruniai tiga anak perempuan.

Bung Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Jakarta dan dimakamkan di Tanah Kusir. Hingga kini, ia dikenang sebagai negarawan yang jujur, pemimpin yang sederhana, dan intelektual yang berintegritas. Rumah kelahirannya di Bukittinggi kini dijadikan museum yang menyimpan berbagai benda peninggalannya, seperti buku, dokumen, dan foto-foto, yang menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Drs. Mohammad Hatta meninggalkan warisan berharga berupa nilai-nilai perjuangan, keadilan, dan pengabdian kepada bangsa. Ia adalah contoh nyata seorang pemimpin yang mementingkan kepentingan rakyat di atas segalanya.

Kabupaten Pariaman

Kabupaten Pariaman

Kabupaten Pariaman

Keindahan Alam dan Budaya yang Memikat

Kota Pariaman merupakan kota yang terletak di pesisir barat Sumatera Barat, berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Kota ini dikenal dengan keindahan pantainya, serta berbagai tradisi dan budaya khas Minangkabau. Pariaman memiliki luas wilayah sekitar 73,36 km² dan populasi penduduk yang mencapai sekitar 92.754 jiwa. Pusat pemerintahan kota ini berada di Kota Pariaman.

Sebagian besar penduduk Pariaman berasal dari suku Minangkabau, yang memiliki budaya kuat dan banyak dijaga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Mata pencaharian utama masyarakat Pariaman beragam, meliputi pertanian, perikanan, berdagang, serta sektor pariwisata dan jasa yang berkembang pesat seiring bertambahnya kunjungan wisatawan ke kota ini.

Kota Pariaman memiliki sejumlah objek wisata populer, baik wisata alam, sejarah, maupun budaya. Beberapa objek wisata yang terkenal antara lain Pantai Gandoriah, Pulau Angso Duo, Pantai Kata, dan Pantai Cermin, yang menyuguhkan pemandangan pantai indah dan atraksi laut yang menarik. Selain itu, Pariaman juga dikenal dengan tradisi budaya uniknya seperti Festival Tabuik, yang digelar setiap tahun. Festival ini menampilkan arak-arakan tabuik besar yang diiringi musik tradisional, serta diakhiri dengan ritual melarung tabuik ke laut.

Kota Pariaman juga memiliki kuliner khas yang patut dicoba, di antaranya adalah Salalauak yang merupakan gorengan olahan ikan dan Nasi Sek atau juga dikenal sebagai Nasi Saik. Nasi ini disajikan dengan lauk sederhana seperti telur dadar, ikan teri, dan sambal lado, yang menjadikannya populer sebagai makanan pagi atau sarapan khas Pariaman. Kuliner ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Pariaman.