Tersembunyi di perbukitan Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, terdapat sebuah situs bersejarah yang menyimpan banyak kisah dari masa kolonial Hindia Belanda: Kompleks Makam Belanda atau dikenal juga sebagai Kerkhof Sawahlunto. Makam ini merupakan salah satu peninggalan penting dari masa kejayaan tambang batu bara Ombilin yang dulu dikelola oleh pemerintah kolonial. Di sinilah dimakamkan para insinyur, pengawas tambang, dan pekerja dari berbagai latar belakang yang meninggal selama bertugas di wilayah pertambangan ini. Suasana kompleks makam yang sunyi dan rindang menciptakan nuansa hening yang membawa pengunjung menyelami lorong waktu ke masa lebih dari seabad lalu.
Kompleks makam ini pertama kali digunakan sekitar tahun 1902 dan terus berkembang hingga 1917. Terdapat total 94 makam di area ini, sebagian besar milik orang-orang Belanda, namun ada juga makam warga Jepang dan satu makam dengan tulisan Tionghoa. Bentuk dan arsitektur makam mencerminkan gaya Eropa klasik dengan struktur beton, nisan besar, ornamen khas, serta beberapa makam yang memiliki cungkup dan patung. Meski beberapa bagian sempat tertutup semak belukar, makam-makam ini telah dipugar secara bertahap oleh pemerintah dan kini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah unggulan di kota tambang tersebut.
Keberadaan makam ini tidak hanya penting sebagai situs warisan budaya, tetapi juga menjadi pengingat akan sejarah panjang interaksi antara Indonesia dan bangsa-bangsa asing yang pernah hadir di tanah ini. Banyak wisatawan, terutama dari Belanda, datang ke Sawahlunto untuk menelusuri jejak nenek moyang mereka yang pernah tinggal dan bekerja di kota tambang ini. Selain itu, makam ini juga menarik bagi peneliti, fotografer, dan pengunjung yang tertarik pada arsitektur makam kolonial dan kisah-kisah yang terkubur bersama para penghuninya.
Bagi siapa saja yang ingin mengunjungi, Kompleks Makam Belanda terletak di Kelurahan Lubang Panjang, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat, tidak jauh dari MTSN 1 Sawahlunto dan Kantor Wali Kota. Lokasi ini bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua atau mobil kecil dan terbuka untuk umum tanpa biaya masuk.



 
		 
		 
		 Day 02 : Solok Selatan – Padang ( B, L, D )
Day 02 : Solok Selatan – Padang ( B, L, D )

 Day 03 : Padang – Airport ( B, L )
Day 03 : Padang – Airport ( B, L ) 
 Harga Sudah Termasuk
Harga Sudah Termasuk 










 
		 
		






