Sikerei Mentawai

Sikerei Mentawai

Sikerei Mentawai

Penjaga Tradisi dan Penyembuh Suku Mentawai

Sikerei adalah orang yang diyakini masyarakat Suku Mentawai memiliki kekuatan spiritual dan dapat melakukan pengobatan. Sikerei diangkat dari suatu upacara adat yang bernama Teddek. Sikerei berasal dari kata “Kerei” yang artinya pengetahuan, keahlian, dan keterampilan pengobatan. Sikerei diyakini sebagai orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan roh leluhur. Oleh karena keistimewaan tersebut Sikerei menjadi orang yang dipercaya untuk memimpin upacara adat atau punen (pesta) di rumah Uma ( rumah adat Suku Mentawai).

Menjadi seorang Sikerei tentulah tidak mudah. Ada banyak tahapan tahapan serta proses dimana calon Sikerei harus belajar kepada Sikerei Senior. Sekerei Senior berperan menjadi guru dan pembimbing yang dipanggil dengan Sipaumat. Setelah belajar Kepada Sipaumat, barulah calon Sikerei dapat mengetahui tentang ramuan obat-obatan, ritual dan upacara adat, nyanyian-nyanyian atau yang disebut Urai Sikerei, dan tarian atau yang disebut Turuk Sikerei.

Ada dua hal yang melatarbelakangi seseorang menjadi Sekerei. Penyebab yang pertama yaitu orang tersebut memiliki sakit yang tidak bisa disembuhkan dengan obat. Orang tersebut hanya akan sembuh jika diadakannya upacara adat Teddek yaitu upacara mengangkat seorang Sikerei. Penyebab yang kedua yaitu, orang tersebut memang memiliki ketertarikan yang besar terhadap Sikerei, sehingga ia ingin menjadi Sikerei.

Pakaian yang dipakai oleh Sikerei juga kaya akan makna yaitu:

  1. Sorot adalah ikat kepala yang dikenakan oleh Sikerei. Sorot ini terbuat dari rotan dan manik-manik. Sorot ini memiliki makna bahwa Sikerei adalah orang yang dipercaya oleh roh leluhur sebagai pembawa berita.
  2. Lekkau adalah gelang untuk lengan atas yang terbuat dari rotan. Lekkau ini memiliki makna Sikerei adalah pengobat segala sakit.
  3. Tudda adalah kalung yang terbuat dari manik-manik. Tudda ini melambangkan seorang Sikerei adalah masyarakat biasa sama dengan masyarakat Suku Mentawai lainnya.
  4. Tonngoro adalah sebuah cawat yang terbuat dari kulit kayu berwarna merah. Tanngoro ini memang wajib dipakai oleh seluruh Suku Mentawai.
  5. Abak Ngalau adalah Kalung yang digantungkan seperti gelang di leher. Abak Ngalau ini menyimbolkan perkataan sikerei selalu bermanfaat.
  6. Jara Jara adalah bulu yang di ikatkan pada kepala Sikerei yang berarti bahwa Sikerei merupakan anggota dari dunia Supranatural yang hidup dalam kehidupan nyata.

Masyarakat Mentawai sangat menghormati sikerei karena dipandang sebagai orang yang memiliki kematangan, kedewasaan, dan kearifan dalam menjalankan tradisi dan adat istiadat. Serta pelayanan dan kemampuannya dalam memberikan pengobatan termasuk pula perannya kepada anggota Uma. Orang yang bukan sikerei disebut simatak yang berarti mentah. Akan tetapi, perbedaan sebutan tidak menciptakan perbedaan kelas dalam kehidupan masyarakat Mentawai.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *